DI antara ciri amalan yang diterima Allah SWT adalah bertambahnya semangat dalam beramal kebaikan dan ketaatan pada Allah.
Imam Hasan Al Basri berkata,
“إن من جزاء الحسنة الحسنة بعدها، ومن عقوبة السيئة السيئةُ بعدها، فإذا قبل الله العبد فإنه يوفقه إلى الطاعة، ويصرفه عن المعصية”
“Sesungguhnya di antara balasan amalan kebaikan ialah melaksanakan kebaikan setelahnya. Dan diantara hukuman atas perbuatan buruk ialah melakukan keburukan setelahnya. Maka, apabila Allah telah menerima (amalan) seorang hamba, niscaya Allah akan memberinya taufik untuk melaksanakan ketaatan, dan memalingkannya dari perbuatan maksiat.”
Beliau juga pernah berkata,
“يا ابن آدم إن لم تكن فى زيادة فأنت فى نقصان”.
“Wahai bani Adam, jika engkau tidak dalam keadaan bertambah (kebaikanmu), maka engkau akan berada dalam keadaan berkurang…”
BACA JUGA: Tambah dengan Amalan Sunnah, Jangan Hanya yang Wajib Saja! oleh: Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Ciri Amalan yang Diterima Allah SWT: Bertambah Subur
Ibarat sebuah ladang, ia akan bertambah subur jika disiram dan dipupuk dengan baik, sehingga akan menghasilkan buah-buahan yang banyak. Sebaliknya, jika ladang tersebut dibiarkan dan tidak dirawat maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Begitulah seorang muslim, ia akan bertambah shalih manakala disiram dengan air keshalihan. Sehingga menghasilkan buah berupa bagusnya ibadah, akhlak dan muamalah.
Kebaikan seorang mukmin akan terpancar dan dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya. Mudah senyum, mudah memberi dan meminta maaf, mudah dalam segala kebaikan.
Syekh Ibnu Athaillah RA menyebut tanda-tanda penerimaan Allah SWT dalam hikmah berikut ini.
“Siapa yang memetik buah dari amalnya seketika di dunia, maka itu menunjukkan Allah menerima amalnya.”
Syekh Ahmad Zarruq menjelaskan bahwa buah dari amal itu berbentuk kemaslahatan keagamaan dan kemaslahatan duniawi.
Ciri Amalan yang Diterima Allah SWT: Kebahagiaan Hidup
Ia menyebut secara konkret bahwa buah dari amal itu adalah kebahagiaan hidup yang diukur dengan perasaan bebas dari kekhawatiran dan kesedihan.
“Menurut saya, buah amal itu adalah faidah keagamaan dan keduniaan apapun yang muncul dari amal tersebut. Buah dari amal itu hanya terdiri atas tiga bentuk: pertama, munculnya kebahagiaan karena sirnanya kekhawatiran dan kesedihan,” (Lihat Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H, halaman 80).
Syekh Zarruq mengutip Surat Yunus ayat 62-64.
اَلَآ اِنَّ اَوْلِيَاۤءَ اللّٰهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ ٦٢
alâ inna auliyâ’allâhi lâ khaufun ‘alaihim wa lâ hum yaḫzanûn
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih.”
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَۗ ٦٣
alladzîna âmanû wa kânû yattaqûn
(Mereka adalah) orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
لَهُمُ الْبُشْرٰى فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۗ لَا تَبْدِيْلَ لِكَلِمٰتِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۗ ٦٤
lahumul-busyrâ fil-ḫayâtid-dun-yâ wa fil-âkhirah, lâ tabdîla likalimâtillâh, dzâlika huwal-fauzul-‘adhîm
Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (ketetapan dan janji) Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.
BACA JUGA: 15 Amalan Pembuka Rezeki
Syekh Zarruq mengutip Surat An-Nahl ayat 97.
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ٩٧
man ‘amila shâliḫam min dzakarin au untsâ wa huwa mu’minun fa lanuḫyiyannahû ḫayâtan thayyibah, wa lanajziyannahum ajrahum bi’aḫsani mâ kânû ya‘malûn
Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. []
SUMBER: WAHDAH | NU ONLINE