SENANTIASA bersatu merupakan salah satu ciri Ahli Sunnah wal Jamaah, karena mereka saling bersaudara. Mereka tidak saling mengafirkan, memfasikkan, dan membid’ahkan satu sama lain, sebab perkara yang seperti ini merupakan ciri utama dari firqah-firqah sesat.
Di antara ciri mereka yang lain adalah senantiasa mengaplikasikan wasiat Rasulullah SAW yang termaktub dalam sabdanya:
BACA JUGA: Pesan Nabi, Jadilah Hamba yang Bersaudara
من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور
“Siapa di antara kamu yang hidup (lama) setelahku, ia akan menyaksikan perselisihan yang banyak, maka berpegang teguhlah dengan Sunnah-ku dan Sunnah khulafa ar-rasyidin al-mahdiyyin (para khalifah yang diberi petunjuk) setelahku, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu, serta jauhilah kamu akan perkara-perkara yang baru (bid’ah),” (HR. Abu Daud (4/200), Tirmizi (7/318,319), Ibnu Majah (1/15-16), Ahmad (3/126), Al-Hakim (1/97) dan Ad-Darimiy (1/157), semuanya dari hadis Al-‘Irbadh bin Sariyah -ra).
Maka mereka pun tetap berada di atas manhaj rabbani ini sambil berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah SAW dan Sunnah Khulafa Rasyidin, serta manhaj para salafusshalih. Alhamdulillah, hingga kini mereka (Ahli Sunnah) masih senantiasa demikian (konsisten di atasnya).
Walaupun jumlah mereka sedikit, akan tetapi mereka memiliki banyak keberkahan dan kebaikan. Mereka juga mengikuti manhaj para sahabat dari kaum Muhajirin dan Ansar dengan baik, dan berpegang teguh dengannya, sebagai pengimplementasian dari firman Allah SWT:
BACA JUGA: Saudaraku, Rezeki Allah Tidak Terbatas
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْأِيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, ‘Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.’” (QS. Al-Hasyr: 10) []
SUMBER: WAHDAH