“Sungguh beruntung orang yang mengikhlaskan hatinya untuk iman, menjadikan hatinya bersih, lidahnya jujur, jiwanya tenang, akhlaknya lurus; dan ia menjadikan telinganya mendengar, matanya melihat.” (Hadits hasan riwayat Imam Ahmad).
Hadits ini menjelaskan bahwa orang yang menyediakan hatinya untuk ditempati iman akan memiliki ciri-ciri yang tampak dalam realitas kehidupannya. Hatinya bersih dari segala penyakit seperti iri, dengki, kebencian; lidahnya jujur, tidak menipu, tidak berdusta; jiwanya tenang, tidak gelisah dan penuh optimisme; akhlaknya terpuji dan membuat orang lain bahagia; seluruh inderanya berfungsi secara baik untuk hal-hal yang baik.
BACA JUGA: Menjaga Iman dari Hal Terkecil
Adalah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sendiri membawa Quran dalam hatinya. Dan karenanya beliau layak menjadi mundzir (pemberi peringatan). Sebab memang di hatinya itulah Allah Azza Wa Jalla menempatkan Quran. Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. 26: 192-194).
Karena Quran dalam hati -bukan hanya dalam lidah atau sekadar dalam mushaf- maka seluruh perilakunya merefleksikan Quran itu. Itu digambarkan dengan sangat ringkas namun indah oleh Aisyah dengan kalimat, “akhlak Rasulullah SAW adalah Quran.
Ini semakin menegaskan bahwa jika hati seseorang baik maka baik pulalah segala yang dilakukan oleh anggota tubuh lainnya. Dan itu digambarkan oleh Rasulullah shallahu alaihi wasallam dengan sabdanya, “Ingatlah bahwa dalam tubuh manusia ada segumpal darah. Apabila ia baik maka baik pula seluruh (perbuatan) anggota tubuhnya dan apabila ia rusak maka rusak pula seluruh (perbuatan ) anggota tubuhnya. Ingatlah ia itu adalah hati.” (Hadits shahih).
BACA JUGA: Bersahabat dengan Al-Quran adalah Bukti Iman
Di situlah kekuatan dakwah Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Hatinya dishibghah dengan Quran. Lalu shibghah itu muncul dalam perilaku dan akhlak. Dan dari situlah muncul kekuatan indzar (memberi peringatan), sebagaimana yang Allah sebutkan dalam ayat yang disitir di atas: “Dia (Quran) dibawa turun oleh oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril). Ke dalam hatimu (Muahammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” []