Oleh: Amar Ma’ruf
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Asahan
Mahasiswa Doktoral Akdeniz University, Turki
PERTANIAN adalah salah satu sektor terpenting bagi sebagian besar negara di dunia, termasuk Turki. Dimana sektor pertanian mempekerjakan hampir 20 persen populasi kerja di negara dua benua ini.
Dengan kondisi geografis dan iklim yang menguntungkan. Selain itu juga sebagian wilayahnya dilalui Sungai Tigris dan Sungai Eufrat, sehingga persediaan air melimpah. Hal itu menjadikan Turki sebagai produsen produk pertanian terbesar ketujuh di dunia saat ini.
Berdasarkan sumber Presidency of The Republic of Turkey –Investment Office (Kantor Investasi Turki), sejak 2002 hingga 2016 sektor pertanian Turki menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 52,3 miliar Dolar Amerika.
BACA JUGA: Nasarrudin Umar Berharap Pameran Produk Pertanian Sejahterakan Petani
Sebagai salah satu sektor ekonomi paling penting, lantas bagaimana citra pertanian bagi masyarakat Turki? Pertanyaan tersebut bisa langsung terjawab ketika melalui jalanan-jalanan di Turki. Sebab di sebagian besar penjuru jalanan tidak sulit menemui kata ‘pertanian’. Alasannya karena bank terbesar di negara ini bernama Bank Pertanian (Ziraat Bankası).
Berdasarkan data Corporate Finance Institute, hingga akhir Desember 2016, bank dengan status BUMN Turki ini memiliki 1.814 kantor cabang yang tersebar di seluruh Turki dan 19 negara. Dengan begitu, seluruh lapisan masyarakat Turki, mulai dari yang tinggal di pedesaan hingga pusat kota akrab dengan kata pertanian. Maka secara otomatis mereka menyadari bahwa pertanian adalah bagian yang penting dan sangat bernilai.
Selain sebagai nama bank, istilah pertanian juga kerap bersanding dengan event tahunan yang sangat meriah, bergilir diadakan di beberapa kota besar di Turki. Seperti yang diselenggarakan di Kota Antalya, akhir 2018 lalu. Pameran pertanian tahunan ini bertajuk “Growtech Euroasia”.
Sekitar 800 stand pameran berasal dari 30 negara ikut memeriahkan acara di kota yang berbatasan langsung dengan Laut Mediterania tersebut. Seperti stand teknologi green house, benih, pupuk dan nutrisi tanaman, pestisida, irigasi, pengolahan tanah, teknologi hasil panen, hingga stan lembaga riset pertanian.
Beragam stakeholder terlibat, seperti petani, pengusaha,pelajar, akademisi, peneliti, pejabat, atau masyarakat yang sekedar mencari hiburan juga turut meramaikan acara ini.
Event serupa juga baru usai diselenggarakan di Kota Izmir tanggal 7-10 Februari 2019 yang bertajuk “Agro Expo”. Pameran pertanian yang diselenggarakan di kota yang berbatasan dengan Laut Aegea (Ege) tersebut didaulat sebagai pameran pertanian terbesar di Turki.
Dilansir dari harian egehaber, event ini diikuti 900 stand pameran dari 70 negara, sekitar 2.500 brand/merk, dan sekitar 350 ribu orang yang mengunjungi pameran ini.
BACA JUGA: RI Kirim 2 Ahli Pertanian ke Myanmar
Sebagai negara agraris, dua contoh yang mengekspresikan citra elegan pertanian tersebut tentu layak didiskusikan bersama lalu diterapkan di Indonesia. Seperti seyogianya mesti diadakan pameran khusus teknologi pertanian terbarukan yang digarap dengan sangat serius.
Pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang terbesar PDB Indonesia. Maka sebagai masyarakat yang menikmatinya, juga harus menanamkan citra bahwa pertanian itu sangat bernilai. Harapannya, bisa memudarkan bayang-banyang relasi antara kata ‘petani’ dengan kata ‘miskin’.
Sehingga anak-anak muda nantinya tidak malu dan tidak ragu lagi jika harus bercita-cita sebagai petani. Mudah-mudahan hal ini bisa jadi jawaban atas masalah terus menurunnya jumlah petani di Indonesia. []