Oleh: Shinta Wahyu
sintawahyu2@gmail.com
AKHIR-akhir ini sering kita temui cowok yang mendekati cewek dengan dalih mau ta’aruf. Ta’aruf menurut bahasa adalah berkenalan. Sedangkan menurut istilah, sering diartikan sebagai proses pertama dalam menentukan jodoh. Yaitu saling mengenal satu sama lain dalam durasi waktu tertentu yang bila keduanya merasakan kecocokan, dilanjutkan dengan khitbah (lamaran).
Ta’aruf tidak dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, melainkan dengan sepengetahuan orang tua, guru ngaji atau murabbi. Tidak melakukan pertemuan empat mata dan komunikasi berdua saja. Mereka biasanya akan bertanya pada teman-temannya tentang akhlak dan keseharian sang calon. Terutama seputar agamanya. Selain itu, proses ta’aruf tidak memakan waktu yang lama dan berbelit-belit. Jika memang tidak cocok, maka akan segera berterus terang namun tetap menjaga silaturahim. Tidak ada yang tersakiti.
Nah! Bila ada cowok yang mengajakmu berta’aruf, tetapi dia tidak berterus terang pada orang tua atau wali tanpa alasan syar’i, bahkan memintamu merahasiakan hubungan dari siapapun, dapat dipastikan dia hanya cowok modus. Meskipun penampilannya agamis, jelas hanya kulitnya saja. Sebab ikhwan yang betul-betul sholeh, tidak akan mudah mendekati wanita. Cowok seperti itu akan terus mengulur waktu jika ditanya tentang keseriusan. Jawabannya satu, “Semua akan indah pada waktunya.”
(Oh ya, Shalihat. Hati-hati menggunakan kalimat itu ya! Sebab itu adalah satu kalimat yang diadopsi dari kitab suci agama lain. Sebaiknya ganti aja dengan kalimat yang tidak kalah indah,”Jangan bersedih, Allah bersamaku” atau “Laa Tahzan, inallaha ma’ana” )
Cowok modus lah yang menjadikan ta’aruf tidak berbeda dengan aktivitas pacaran. Menelfon, mengirim pesan pribadi, bahkan ngajak ketemuan. Tapi, sssttttt..! Harus diam-diam, nggak boleh ketahuan.
“Ta’aruf ini tidak perlu dipublikasi,” katanya. Hello?! Padahal dalam hati berseru, “Bisa gawat kalau ketahuan yang di sana!”
Cowok modus jelas ingin mengambil dua keuntungan; tampak sholeh di matamu dan bisa menyeleksi dua atau beberapa cewek bersamaan. Kamu digantung kayak jemuran. Dia tidak peduli dengan hati yang kelak akan tersakiti, tidak menghargai waktu yang terbuang untuk menunggunya, tidak bertanggung jawab atas kepercayaan yang diingkari.
So, jangan mau jadi peserta audisi rahasianya. Merdeka! []
Surakarta, 17 Agustus