UMAMAH adalah putri Zainab binti Rasulullah. Ia memiliki tempat istimewa di hati sang kakek, karena kedudukan sang ibu di sisi Nabi. Bagaimana tidak, ia mengalami penderitaan yang juga dialami ibunya dalam perjalanan hijrah ke Madinah. Nabi begitu menyayangi Umamah.
BACA JUGA: Perbedaan Hijrahnya Rasulullah dengan Nabi Lainnya
Suatu ketika, Nabi sedang melaksanakan shalat, kemudian Umamah mendekat. Dalam keadaan shalat, beliau lalu menggendongnya. Jika melakukan rukuk dan sujud, Nabi akan menurunkannya. Kemudian akan menggendongnya saat kembali berdiri, terus demikian sampai beliau selesai mengerjakan shalat.
Nabi pernah mendapat hadiah menarik berupa seuntai kalung marjan dari Yaman yang langka. Ada warna hitam dan putih didalamnya, serupa dengan bola mata yang indah. Nabi berpikir untuk siapa kalung itu akan beliau berikan. Masing-masing istri beliau begitu berharap dirinya yang akan mendapatkan kalung itu.
“Kalung ini akan kuberikan kepada keluargaku yang paling kucintai,” kata Nabi.
Pasti yang dimaksud adalah Aisyah, sebab dialah yang paling beliau cintai. Begitu pikir para istri Nabi yang lain.
Namun, mereka salah pikir. Nabi pun memanggil Umamah binti Zainab. Sambil tersenyum beliau memasangkan kalung yang indah itu ke leher Umamah, lalu memandangnya. Dengan kalung itu Umamah nampak lebih cantik dan anggun.
Zainab juga memiliki anak laki-laki, namun meninggal.
Waktu itu, anaknya dalam kondisi kritis. Zainab lalu meminta seseorang untuk menjemput Rasulullah untuk melihat kondisi sang cucu. Beserta beberapa sahabat, diantaranya Sa’ad bin Abi Waqqash. Nabi dapati cucunya sedang sekarat, kemudian beliau mengangkat dan membaringkannya di pangkuan. Beliau menangis. “Kenapa kau menangis, Rasulullah?” Sa’ad heran melihat beliau menangis.
BACA JUGA: Kepergian Ibrahim, Putra Tercinta Rasulullah
Sebab, ia ingat Rasulullah melarang menangisi kematian.
“Ini adalah ungkapan kasih sayang yang Allah anugerahkan dalam hati hamba-Nya. Dan, Allah hanya akan menyayangi hamba-Nya yang penyayang. []
Sumber: Sahabat-Sahabat Cilik Rasulullah, karya Dr. Nizar Abazhah, terbitan Dar al-Fikr, Damakus: 2009., hal. 93, 94, 95.