JAKARTA–Mantan Presiden RI BJ Habibie mengaku mengalami depresi berat pascakepergian sang istri, Hasri Ainun sembilan tahun lalu. Bahkan, saking terpuruknya ditinggal istri tercinta, Habibie sampai disarankan tim dokter untuk masuk rumah sakit jiwa.
“Kurang lebih seminggu setelah Ainun tiada, ditemukan oleh yang jaga rumah saya, bahwa saya dalam dua malam depresi. Tidak pakai sepatu, dalam keadaan kesadaran, saya nangis cari Ainun seperti anak kecil,” cerita Habibie di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).
BACA JUGA: Ini Saran BJ Habibie untuk Pilih Presiden
Tim dokter Jerman mengatakan Habibie sakit keras, yakni psikosomatik malignant. Penyakit kejiwaan itu disebabkan kehilangan seseorang yang begitu dekat, yang bisa berpengaruh pada gangguan fisik. Akhirnya, Habibie diberikan empat pilihan untuk menangani sakitnya.
“Dikatakan ada empat opsi. (Pertama), segera saya dimasukan ke rumah penyakit jiwa. Kedua, saya tinggal di rumah, tim dokter dari Jerman yang datang ke rumah untuk treatment saya. Ketiga, saya menyampaikan masalah-masalah kepada suatu tim penasihat. Keempat, saya tulis catatan kalau saya dapat depresi,” jelas mantan Presiden RI itu.
Habibie akhirnya memilih opsi keempat, yakni menulis pengalaman depresinya. Ia lalu menumpahkan segala kesedihannya ditinggal Ainun untuk selamanya. Tak disangka, setelah 2,5 bulan menulis, Habibie dinyatakan sembuh.
BACA JUGA: BJ Habibie: Proyek Pesawat R80 untuk Kalian, Cucu-cucu Saya
“Saya ambil option keempat, saya tulis. Dia (dokter) bilang harus selesai tidak boleh lebih dari tiga bulan. Kalau tiga bulan bisa jadi sakit keras. Saya selesaikan 2,5 bulan, tiba-tiba saya normal,” pungkas Habibie. []
SUMBER: CUMICUMI