BANDUNG–Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, tak hanya menelan korban jiwa, tercatat ada jutaan orang yang juga terimbas PHK. Sementara, sebagian lainnya harus berjuang mengais rezeki di tengah kondisi krisis.
Kondisi ini dialami Ujang (60), seorang petugas kebersihan di Tempat Pemakaman Umum (TPU), Sirnaraga, Jalan Citepus, Cicendo, Kota Bandung.
BACA JUGA:Â Curhat Keluarga di Malaysia Akibat Lockdown Covid-19: Kami Hanya Makan Nasi dan Gula
Berbekal sapu lidi dan sarung tangan, Ujang yang kesehariannya bekerja sebagai pembersih makam, berjalan dari rumah ke TPU, yang berjarak kurang lebih dua kilometer atau jarak tempuh sekitar 30 menit.
“Dari pagi tadi jam 8 sampai sekarang (12.00 siang), belum ada yang datang,” kata Ujang, seperti dikutip dari Suara, Sabtu (18/4/2020).
Dia pun menceritakan pengalamannya menjalani pekerjaan di tengah krisis akibat pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, kondisi saat ini berbeda dari tahun sebelumnya.
Saat menjelang puasa, biasanya ia dalam sehari dapat mengantongi Rp 150 ribu, saat musim ziarah mendekati puasa atau lebaran. Tak jarang juga, di musim ziarah, biasanya ada proyek untuk memperbaiki makam. Namun pasca merebaknya virus corona atau Covid 19 ini, Ujang beranggapan, banyak masyarakat takut untuk berziarah. Alhasil penghasilannya turun secara drastis.
“Seminggu ini baru kemarin saya dapat uang 50 ribu. Kemarin pisan hari Jumat,” kata dia tersenyum.
Dirumahnya, Ujang hanya tinggal berdua dengan istrinya. Empat anaknya sudah menikah dan memutuskan untuk hidup mandiri.
BACA JUGA:Â Bikin Haru, Dokter Ini Ucapkan Cinta ke Istri Sebelum Meninggal karena Covid-19
Sang istri, ucap Ujang, beberapa hari ini memang mengeluhkan pendapatannya berkurang. Namun Ujang kerap kali menenangkan istri. Ia selalu meyakinkan istrinya untuk terus berikhtiar dan berdoa setiap waktu.
“Saya mensiasatinya, kalau hari ini pulang gak bawa uang, yah nyoba ngutang dulu ke warung. Yah kayak kemarin-kemarin aja,” ucap dia diiringi tawanya.
Ujang sudah 30 tahun bekerja sebagai pembersih makam. Kondisi sepi seperti saat ini, sudah biasa dirasakannya. Meski saat sepi seperti ini, ia tetap membersihkan, ribuan makam bersama rekan-rekan lainnya. Ia masih memegang prinsip usaha tidak akan mengkhianati hasil.
Selain itu alasannya tetap membersihkan makam, untuk memberikan kenyamanan bagi para penziarah yang belum tahu akan datang kapan.
“Itung-itung amal mas. Biar Allah yang urus rezeki saya, saya mah kerja aja,” kata dia. []
SUMBER: SUARA