HARI-hari ini bisa jadi Anda masih puyeng dengan daging sapi dan kambing. Maklum, Idul Adha dengan hari raya Tasyrik-nya baru berakhir kemarin. Jika daging sapi tidak banyak menimbulkan efek samping, daging kambing disebut-sebut menghasilkan efek depan. Benarkah begitu?
Selama ini, umum beredar di masyarakat jika daging kambing berpengaruh besar pada libido atau keinginan jima, terutama golongan suami.
Menurut medis, peningkatan gairah jima terjadi karena banyak sebab dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan, utamanya dalam hal ini daging kambing.
Daging kambing juga daging merah lain seperti daging sapi mengandung tinggi lemak. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita. Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.
Dikutip dari jurnas, daging kambing termasuk daging sapi mengandung zat gizi yang memang dibutuhkan, namun jika jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan. Jika hari-hari ini kita banyak makan daging, sebaiknya sih diimbangi dengan buah dan sayur-mayur. Ini untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan.
Lantas, bagaimana dengan mitos daging kambing tadi? Dr Fanni Fathihah, dokter pengasuh rubrik Konsultasi Kesehatan di islampos ini menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar. “Tidak, hanya sugesti,” ujar dokter lulusan Universitas Padjadjaran, Bandung ini.
Menurut penelitian, sampai sekarang belum ditemukan zat yang mampu mendongkrak gairah jima pada daging kambing. Konon, kemampuan daging kambing untuk meningkatkan libido hanyalah sugesti. Jadi? []