SETIAP makhluk yang bernyawa pasti akan menghadapi sakaratul maut. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat Qaf ayat 19, “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.”
Dikutip dari Ensiklopedia Kiamat karya Dr. Umar Sulayman al-Asykar, sakaratul maut berarti kesulitan dan kesukaran maut. Ar-Raghib berkata dalam al-Mufradat, “Kata sakar adalah suatu keadaan yang menghalangi antara seseorang dengan akalnya.
Dalam penggunaannya, kata ini banyak dipakai untuk makna minuman yang memabukkan. Kata ini juga berkonotasi marah, rindu, sakit, ngantuk dan kondisi tidak sadar (pingsan) yang disebabkan oleh rasa sakit.”
Rasulullah SAW pernah mengalami sakaratul maut. Dalam sakit yang menjelang wafatnya, Rasul meraih cangkir kecil berisi air, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalanya untuk membasuh wajahnya. Beliau berujar, “Tiada Tuhan selain Allah. Sesungguhnya pada maut pasti ada sakaratul maut.”
Dahsyatnya Sakaratul Maut
BACA JUGA: Maut yang Memisahkan dan Surga yang Dinantikan
Aisyah bercerita mengenai sakitnya Rasullah SAW, “Aku tidak melihat sakit pada seseorang yang lebih keras disbanding yang dialami Rasulullah SAW.”
Aisyah juga pernah masuk ke kamar ayahnya Abu Bakar yang sedang sakit menjelang wafatnya. Tatkala sakit itu semakin berat, Aisyah mengucapkan sebait syair:
Kekayaan tidak berarti apa-apa bagi seorang pemuda saat sekarat melewati kerongkongannya dan menyesakkan dadanya.
Lalu Abu Bakar membuka wajahnya dan berujar, “Bukan begitu, yang benar (mengutip sebuah ayat) ‘Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya’.”
Sudah pasti orang kafir akan mengalami maut lebih berat disbanding yang dialami seorang mukmin. Kami mengutip sebagian hadis dari al-Barra’ ibn ‘Azib, “Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju kebencian dan murka Allah!”
Lalu ia berpisah dari jasadnya dan si malaikat mencabutnya sebagaimana bulu wol yang tebal dan basah dicabut, dan bersamaan dengan itu terputuslah urat-urat dan syaraf-syaraf.
Alquran melukiskan betapa beratnya sakaratul maut yang dialami oleh orang kafir, “Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata, ‘Telah diwahyukan kepada saya,’ padahal tidak ada dwahyukan sesuatu (renggang) pun kepadanya, dan orang yang berkata, ‘Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.’
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang lalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, dan para malaikat memukul dengan tangannya (al-mala’ikah basithu aidihim), (sambil berkata), ‘Keluarkanlah nyawamu! Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya’.”
Dahsyatnya Sakaratul Maut
Maksud ayat di atas, seperti dituturkan Ibn Katsir, adalah ketika malaikat azab memberi kabar kepada orang kafir tentang azab, belenggu, rantai, neraka Jahim, api yang panas membakar dan murka Allah, lalu si malaikat berusaha mencabut roh dari jasadnya, akan tetapi rohnya menolak keluar, maka malaikat memukul mereka sampai roh mereka keluar dari jasad, sambil berteriak:
“Keluarlah nyawamu! Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar.” Ibn Katsir menafsirkan “wa al-mala’ikah basithu aidihim” dengan “memukul”. Makna ayat ini sama dengan makna ayat:
“Sungguh kalau kamu mengerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku,” dan:
“… dan mereka menjulurkan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu).”
Beberapa tokoh menceritakan pengalaman sakaratul maut mereka. Di antaranya adalah Amru ibn al-‘Ash. Saat ia sekarat, anaknya berkata kepadanya, “Wahai ayahku, engkau pernah mengatakan, ‘Semoga saja aku bertemu dengan seorang laki-laki yang berakal saat maut menjemputnya agar ia melukiskan kepadaku apa yang dilihatnya!’
Sekarang, engkaulah orang itu. Maka ceritakanlah kepadaku!” Ayahnya menjawab, “Anakku, demi Allah seakan-akan bagian sampingku berada di ranjang, seakan-akan aku bernafas dari jarum beracun, seakan-akan duri pohon ditarik dari tapak kakiku sampai kepala.” Kemudian ia mengucapkan sebaris bait syair:
Aduhai, andai saja sebelum hal yang telah jelas di hadapanku ini terjadi aku berada di puncak gunung sambil menggembala kambing gunung.
Dahsyatnya Sakaratul Maut
BACA JUGA: Sakaratal Maut Itu Menyakitkan
Dalam satu haditsnya, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya agar menuntun orang yang sakaratul maut dengan kalimat ‘Laa ilaha ilallah.’
لقنوا موتاكم لااله الا الله
“Tuntunlah orang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat ‘Laa ilaha illaallah’”. (HR Muslim)
Ustaz Zulkifli Muhammad Ali, Lc, mengajarkan satu doa agar dimudahkan ketika sakaratul maut.
Doa ini dinukil dari beberapa riawayat hadis. Berikut lafaznya:
اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ
Allahumma Hawwin ‘Alaina Fii Sakarootil-Maut
“Ya Allah, mudahkanlah bagi kami di dalam menempuh sakratul maut.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Semoga Allah SWT memudahkan kita dalam sakaratul maut sehingga tidak ada derita yang dirasakan. Wallahu a’lam. []