Oleh: Hendriyan Rayhan
Alumni Ma’had Khairul Bariyyah Kota Bekasi
JALAN yang membuat Nuh ‘alaihissalam dihina oleh kebanyakan kaumnya, bahkan dari keluarga sendiri. Dianggap gila ketika ia merakit kapal di atas bukit, padahal itu adalah tuntunan wahyu. Hingga tidak ada yang mau beriman kecuali hanya sedikit sekali.
Jalan yang membuat Ibrahim‘alaihissalam menerima fitnah dari kaumnya. Hampir-hampir ia dibakar hidup-hidup. Tak hanya itu, ia harus meninggalkan buah hatinya yang telah lama dinanti, Ismail ‘alaihissalam, di tempat yang kering lagi tandus. Leher Ismail pun hampir tertebas oleh pedang ayahnya sendiri, demi ketaatan pada petunjuk ilahi sebagai pengujian iman mereka.
Jalan yang membuat Yusuf ‘alaihissalam dimasukkan ke dalam sumur oleh saudaranya sendiri. Lalu dijual sebagai budak. Difitnah hendak memperkosa sang Ratu kerajaan. Dipenjara dalam waktu yang sangat lama.Begitu pula jalan yang membuat Ayyub ‘alaihissalammenderita penyakit berat di sekujur tubuhnya. Bahkan istrinya pun meninggalkannya dalam kesendirian itu.
Jalan yang membuat Syu’aib ‘alaihissalam terancam diusir kaumnya. Begitupula Musa ‘alaihissalam yang terusir dari negerinya. Berhadapan dengan Fir’aun dan penyihir-penyihirnya. Jalan yang membuat Yunus ‘alaihissalam ditolak oleh kaumnya. Bahkan ketika ia hendak meninggalkan kaumnya, justru akhirnya ia masuk ke perut ikan. Begitupula Isa‘alaihissalam yang dikejar dengan ancaman akan dibunuh.
Lalu jalan itu pula yang membuat Muhammad SAW disebut orang gila, dukun, dan sebutan-sebutan penghinaan lainnya. Dilempar kotoran ketika sedang shalat hingga dilempar batu oleh penduduk Thaif. Bahkan tak sedikit dari golongan kerabat yang membencinya.
Begitulah jalan penegak kebenaran. Jalan mereka tetap lurus meski kenyataan tak selalu mulus. Itulah yang membuat mereka semakin mulia di sisi-Nya. Jalan para Nabi, mengangkat mereka yang meniti jalan itu menjadi Khairu Ummah. Allah SWT. berfirman:
“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Ali Imran: 110)
Jalan para Nabi yang kini dianjurkan kepada seluruh umat Nabi Muhammad saw. Allah SWT. berfirman:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (Ali Imran: 104)
Maka tak heran jika kini penyeru kebenaran itu difitnah, diusir, dan diuji dengan tantangan-tantangan yang berat. Dicurigai serta menerima tuduhan-tuduhan yang menjatuhkan. Hanya mereka yang tidak takut karena dicaci, tidak mundur karena diancam, yang dijanjikan kemuliaan di sisi-Nya. Itulah jalan Dakwah.Wallahu a’lam.[]