DUA hari yang lalu Masjid Sirothol Mustaqim Ansan kedatangan Dr Abdul Muhsin utusan dari Rabithah alam Al Islamiy. Beliau sangat senang dengan keberadaan masjid Ansan, dimana ia merupakan salah satu masjid yang aktif di Korea selatan.
Dalam sambutannya beliau menyampaikan sebuah ayat: اذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي “ Pergilah engkau Musa dengan saudaramu (Harun) dengan ayat ayatku dan janganlah lemah dalam mengingatku. (QS Thaha: 42)
Kemudian beliau menafsirkan ayat ini dengan begitu indah, dan semangat dakwah yang membara kepada para hadirin yang sedang duduk bersimpuh mendengarkan taujih yang beliau tuturkan. Berikut penafsiran dari ayat diatas;
Kata “Pergilah engkau wahai Musa“, ini bermakna bahwa dakwah itu mengharuskan kita pergi dan menghampiri para obyek dakwah tidak hanya berdiam di masjid. Karena mereka yang di masjid sebagian besar adalah orang–orang yang sudah baik.
Jika kaum muslimin di Korea selatan hanya berdakwah di masjid, maka Islam tidak akan berkembang dengan pesat di negeri gingseng ini.
Memang sejatinya kata dakwah itu diperuntukkan untuk misi yang disampaikan kepada orang orang kafir, sedangkan dakwah yang disampaikan kepada kaum muslimin adalah ta’lim.
Kemudian kalimat “dengan saudaramu ( Harun)“ ini, memberikan pesan kepada kita bahwa berdakwah tidak bisa dilakukan secara individu. Ia harus dibangun diatas kebersamaan. Dakwah yang dilakukan secara personal akan dikalahkan dengan kemaksiatan yang dilakukan secara berjama’ah.
Ali bin Abi Thalib berkata “ الحق بلا نظام يغلبه الباطل بنظام “Sebuah kebenaran yang tanpa aturan akan dikalahkan dengan kebatilan yang di atur dengan baik.“
Kalimat “dengan ayat-ayatku“ seorang juru dakwah hendaknya menyampaikan ayat-ayat yang sudah ia ketahui, dan tidak perlu ia menunggu sampai menguasai seluruh kandungan al Quran.
Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Sampaikanlah walau satu ayat.“
Kalimat “ Jangan letih dalam mengingatku “ jangan letih dalam berdakwah. Jangan katakan saya sibuk sehingga saya tidak bisa berdakwah. Kenapa kita rela memberikan kesibukan untuk bekerja dan berbisnis? Namun kita tidak ingin bersibuk-sibuk dalam dakwah.
Tidak ada perkataan yang lebih baik selain kata kata dakwah dan tidak ada aktivitas yang lebih baik selain aktivitas berdakwah di jalan Nya, karenanya jadikanlah setiap aktivitas yang kita lakukan selalu ada nafas–nafas dakwah di dalamnya. Karena kita semua adalah para pendakwah sebelum profesi yang lain yang tersemat di pundak kita. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor ,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari