“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS Al-Jumu’ah 2).
DALAM ayat ini ada tiga titik tekan yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam tarbiyah, yaitu tilawah ayat, tazqiyatun nafs (mensucikan jiwa) dan ta’lim Al-Qur’an dan Sunnah. Langkah inilah yang pertama dilakukan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam dakwahnya. Beliau mengawali tarbiyah di rumah sahabatnya Arqom. Dan aktivitas ini terus dilakukan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam sampai hijrah dari Mekah ke Madinah. Dan saat di Madinah tarbiyah Rasul shalallahu alaihi wasallam dipusatkan di Masjid Nabawi.
BACA JUGA: Cara Abu Bakar Membentuk Keluarganya untuk Dakwah
Dalam tarbiyah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang diajarkan adalah Al-Qur’an. Rasulullah membentuk aqidah, akhlak dan pemikiran sahabat dengan Al-Qur’an. Maka jadilah akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an, ketika istri tercinta Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ‘Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlak Rasulullah adalah al-Qur’an.” (HR Muslim). Begitu juga dengan sahabat, mereka disebut dengan generasi Al-Qur’an yang unik.
Dakwah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah berhasil membangun umat dari kondisi jahiliyah (bodoh) dan dhalal mubin (sangat sesat) menjadi khairu ummah (umat terbaik). Kehidupan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan dakwahnya merupakan uswah yang harus diteladani umat.
Selama 23 tahun Rasulullah shalallahu alaihi wasallam terus-menerus melakukan proses tarbiyah. Bahkan ketika di Mekkah selama 13 tahun beliau khusus membangun akidah dan keimanan umatnya dan membersihkannya dari berbagai macam kemusyrikan. Seterusnya di Madinah beliau meneruskan pilar-pilar dakwahnya dan mewujudkan apa yang disebut iqamatudiin (menegakkan agama) secara totalitas.
Dengan cara inilah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam telah berhasil membangun generasi khairu ummah. Dan dengan cara ini pulalah generasi berikutnya membangun peradaban Islam. Oleh karenanya, umat Islam di akhir jaman harus menempuh cara yang sama, yaitu tarbiyah dan dengan pedoman yang sama, yaitu Al-Qur’an agar khairu umat dapat terwujud kembali.
BACA JUGA: Selain Berdakwah, Para Sahabat Juga Mencari Nafkah
Inilah manhaj taghyiir yang benar sesuai dengan sunnah Rasul shalallahu alaihi wasallam dan sesuai dengan fitrah manusia. Karena perubahan itu berawal dari jiwa manusia.
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum, sehingga mereka merubah diri mereka sendiri.” (QS Ar-Ra’d 11).
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging, jika baik maka seluruh jasad itu baik, jika buruk, maka seluruh jasad itu buruk. Ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati” (HR Muttafaqun ‘alaihi). []