islampos.com—MASA kanak-kanak adalah masa ketika kita dengan polos memilih cita-cita. Cita-cita tulus dan penuh kebanggaan jika berhasil menggapainya. Binar mata optimisme terpancar tanpa ragu saat mengatakan cita-cita. Ada yang bercita-cita jadi presiden, dokter, guru, pengusaha, polisi, ABRI, pilot dan lain sebagainya. Bahkan tidak sedikit anak-anak yang bercita-cita sangat mulia “Ingin mengabdi pada orang tua, agama dan negara.”
Ketika kita beranjak dewasa banyak hal yang ikut mewarnai hidup kita. Tapi kita diberikan anugrah terindah oleh Allah swt berupa akal dan nurani. Dengan akal dan nurani, kita bisa membedakan warna yang ada; mana yang putih, mana yang hitam. Kita juga tahu mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Kematangan dan kemapanan seseorang tidaklah dilihat hanya dari prestasi dan jabatan yang telah diraih saja, tetapi dilihat dari apa yang telah dilakukan untuk dirinya, keluarga dan orang lain. Banyak orang bisa mencapai prestasi sangat baik. Jadi pengusaha sukses atau penguasa tinggi. Beberapa orang juga memiliki kelebihan melebihi orang lain disadari atau tidak disadarinya. Tapi hanya segelintir orang yang bisa membuatnya menjadi nilai tambah untuk berbuat kebaikan. Kebanyakan hanya menikmati untuk diri sendiri.
BACA JUGA: Ada Pertanggung Jawaban Di Setiap Detik Kehidupan
Di usia produktif seseorang atau pada masa mapan tersebut, ada pertanyaan besar yang harus selalu ditanyakan pada diri sendiri, apa yang telah dilakukan untuk dirinya dan orang lain selama ini?
Adalah Peter Parker, suatu kali diingatkan oleh Pamannya, Ben, “Dalam kekuatan yang besar terdapat tanggung jawab yang besar”. Kalimat itu diucapkan Ben pada keponakannya menjelang ajal, hingga tak heran, seumur hidupnya, Parker—karakter ganda Spider-Man, selalu terngiang-ngiang akan perkataan itu. Dan kalimat itu terus menjadi peringatan bagi Peter Parker bahwa dia punya kewajiban untuk menolong yang lebih lemah dan membasmi kejahatan.
Mungkin sebagian dari kita dianugrahi kelebihan melebihi orang lain pada umumnya.
Kita punya pengetahuan lebih banyak.
Kita menduduki jabatan lebih tinggi.
Kita memiliki kekayaan materi lebih.
Atau kita punya kelebihan yang orang lain tidak memiliki.
Apa kita pernah berpikir bahwa kekuatan atau anugrah yang kita miliki itu sebagiannya adalah hak orang lain?
Orang lain yang membutuhkan bantuan kita.
Bantuan pengetahuan.
Bantuan materi.
Bantuan tenaga.
Bantuan pikiran dan lainnya.
Apa kita terlalu sibuk dengan urusan diri kita?
Atau memang tidak mau peduli dengan orang di sekitar kita?
Spiderman rela meluangkan waktu santainya untuk menolong orang lain. Spiderman rela meluangkan waktu sibuknya untuk membantu orang lain.
Parker sering berpikir jadi Spiderman tidak enak, lebih baik jadi orang biasa saja. Dalam satu scene, Spider-Man benar-benar dihadapkan pada dua pilihan. Hidup sebagai orang biasa atau menjadi pahlawan super? Tapi hidup itu pilihan.
“Dalam kekuatan yang besar terdapat tanggung jawab yang besar“
Who am I? Iam Spider-Man.
Kalau kita jadi pengusaha sukses, kita punya tanggung jawab besar terhadap materi lebih yang kita miliki. Jangan berpikir kesuksesan hanyalah hak kita dan orang lain tidak berhak menikmatinya! [rosadi alibasa/islampos]