SELEPAS perang Mu’tah, saat pasukan kaum Muslimin mendekati kawasan Madinah, mereka disambut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kaum Muslimin, dan anak-anak sambil berlarian. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersama kaum Muslimin datang ke tempat itu dengan menunggang kuda. Beliau bersabda, “Ambillah anak-anak, bawa mereka, dan berikan kepadaku anak Ja’far.”
Maka Abdullah bin Ja’far dibawa kehadapan Rasulullah kemudian beliau mengambilnya dan membawanya. Adapun Kaum Muslimin menaburkan tanah ke arah pasukan kaum Muslimin sambil berkata, “Wahai orang-orang yang lari, kalian lari dari jalan Allah.”
BACA JUGA: Al Qassam: Caplok Tepi Barat Berarti Umumkan Perang
Rasulullah bersabda, “Mereka tidak melarikan diri, namun akan kembali, Insya Allah.”
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha, isteri Rasulullah, Ia bertanya kepada istri Salamah bin Hisyam bin Al-Ash bin AI-Mughirah, “Kenapa aku tidak melihat Salamah ikut shalat berjamaah bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya?”
Istri Salamah bin Hisyam menjawab, “Demi Allah, ia tidak bisa keluar, sebab setiap kali ia keluar, orang-orang selalu mengejeknya, ‘Hai orang-orang yang lari, kalian lari dari jalan Allah.’ Oleh sebab itulah, ia berdiam diri di rumah dan tidak berani keluar.”
BACA JUGA: Kuatnya Kaum Muslimin dan Izin Berperang bagi Orang yang Diperangi
Perihal apa yang terjadi pada pasukan kaum Muslimin dan keputusan Khalid bin Walid untuk menghindari musuh, serta kepulangannya bersama pasukan. Dengan demikian Qais menjelaskan apa yang menjadi perselisihan di tengah penduduk Madinah dalam syairnya ini. Bahwa banyak orang yang tidak suka dan mengelak dari kematian dan dia menyatakan bahwa langkah Khalid bersama pasukannya adalah benar.
Setelah ketiga panglima pasukan kaum Muslimin gugur, maka kaum Muslimin di pimpin oleh Khalid bin Walid hingga Allah memberi kemenangan kepada mereka. Khalid bin Walid tetap menjadi panglima pasukan hingga tiba di tempat Rasulullah. []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media