SEMARANG–Bulan Januari menjadi bulan dengan jumlah penderita DBD di Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun ini, tercatat 12 jiwa melayang akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, mengatakan bulan Januari ini ada 1.204 warga yang menderita DBD yang sudah terkonfirmasi. Dari pengamatan tiap tahunnya, Januari memang menjadi bulan dengan jumlah penderita terbanyak.
“Kalau diamati bertahun-tahun selalu Januari meningkat. Nanti Februari menurun dan April paling sedikit. Oktober nanti mulai naik sedikit-sedikit,” kata Yulianto di kantornya, di Semarang, Rabu (30/1/2019).
BACA JUGA: Waspada, Ini 5 Gejala DBD yang tidak boleh Diabaikan
Yulianto menuturkan, salah satu penyebab wabah DBD meningkat diantaranya cuaca dan banyaknya genangan air hujan sehingga nyamuk pembawa virus DBD cepat berkembang biak. Gejala penyakit yang hampir sama dengan penyakit lain pun menjadi mempersulit diagnosa.
“DBD itu dipengaruhi juga kesehatan lingkungan karena nyamuknya berkembang biak dalam kondisi tertentu,” jelasnya.
Adapun persebaran kasus DBD di Jawa Tengah, Yulianto menjelaskan, yang tertinggi yaitu Sragen 200 kasus, disusul Grobogan 150 kasus, Pati 87 kasus, Jepara 78 kasus, Blora 75 kasus, Purbalingga 76 kasus, Cilacap 71 kasus, Boyolali 51 kasus.
“Daerah lainnya di bawah 50 kasus,” katanya.
Rata-rata usia penderita adalah 5 tahun sampai 15 tahun. Namun menurut Yulianto saat ini banyak juga yang lansia bahkan balita. Hal itu disebabkan karena adanya mutasi virus.
“Dari jumlah tersebut, 12 diantaranya meninggal selama bulan Januari ini,” pungkas Yulianto.
BACA JUGA: Sejak Awal Tahun, 94 Jiwa Meninggal Akibat DBD
Penderita DBD yang meninggal itu ada di Brebes 4 orang, Jepara 4 orang, kemudian Kebumen, Grobogan, Blora, Kabupaten Semarang, dan batang masing-masing 1 orang.
“Kita mencanangkan waspada KLB di beberapa daerah karena kasus meningkat, seperti Sragen, Grobogan, Jepara,Pati, Kudus,” terangnya.
Yulianto mengimbau agar masyarakat selalu waspada termasuk peduli dengan lingkungan.
Selain itu ia berharap tenaga medis menetapkan diagnosa DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) jika ada gejala DBD seperti demam untuk berjaga-jaga.
“Saya imbau kalau ada anak panas langsung DHF, supaya waspada,” ujarnya. []
SUMBER: DETIK.COM