INGGRIS—Sedikitnya 104 anak pengungsi di Inggris dilaporkan telah hilang dalam setahun terakhir. Mereka yang berasal dari negara-negara konflik seperti Suriah dan Afghanistan diduga hilang di tengah meningkatnya kekhawatiran eksploitasi anak.
Sindikat penyelundup manusia yang beroperasi di Calais, Prancis dianggap bertanggung jawab atas kehilangan ratusan anak pengungsi dari Inggris ini, Independent melaporkan pada Ahad (23/7/2017).
Menurut laporan, lebih dari 100 anak pengungsi tanpa orangtua telah menyeberang ke utara Prancis melalui rute illegal sejak Agustus 2016 masih belum diketahui oleh pihak berwenang Inggris. Dari 167 anak yang disebut agen Inggris sebagai korban perdagangan manusia ini, 104 anak dinyatakan hilang.
Angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi. Banyak anak pengungsi di bawah umur tanpa orangtua diklaim telah “disembunyikan” dari lembaga perlindungan anak Prancis dan Inggris. Hal ini sering dilakukan para pelaku perdagangan manusia agar tidak terlibat dengan pihak berwenang.
Kelompok aktivis kemanusiaan telah memperingatkan pemerintah bahwa anak-anak yang hilang berisiko dijadikan pelacur dan budak oleh sindikat perdagangan manusia. Orang dewasa biasa membeli mereka dengan harga hingga ribuan poundsterling.
Kasus hilangnya anak-anak pengungsi ini mencuat setelah pemerintah Skotlandia dan Wales menuduh menteri imigrasi Inggris mengabaikan anak-anak pengungsi dengan tidak memberikan mereka penampungan. Ketidakpedulian Inggris terhadap anak pengungsi membuat mereka berisiko besar diperdagangkan. []