SEBELUM kita melaksanakan shalat, wudhu menjadi hal yang sangat penting. Mengapa demikian? Sebab, pada dasarnya shalat itu harus berada dalam keadaan suci. Dan wudhu menjadi suatu alat dalam membersihkan diri dari segala hadats kecil. Dengan begitu, shalat kita akan terasa lebih sempurna.
Wudhu bukan hanya sembarang membersihkan. Melainkan, ada hal-hal yang harus kita perhatikan jika berwudhu. Ada beberapa perkara yang waji kita lakukan dalam wudhu. Apa sajakah itu?
1. Niat, yaitu keinginan hati untuk mengerjakan wudhu karena ingin melaksanakan perintah Allah SWT. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ, “Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu harus dengan hati,” (Muttafaq alaih).
2. Membasuh wajah dari kening atas hingga dagu. Sebab, Allah SWT berfirman, “Maka basuhlah muka kalian,” (QS. Al-Maidah: 6).
3. Membasuh kedua tangan hingga siku. Sebab, Allah SWT berfirman, “(Dan basuhlah) tangan kalian sampai dengan siku,” (QS. Al-Maidah: 6).
4. Menyapu kepala dari kening hingga tengkuk. Sebab, Allah SWT berfirman, “Sapulah kepala kalian,” (QS. Al-Maidah: 6).
5. Membasuh kedua kaki hingga dua mata kaki. Sebab, Allah SWT berfirman, “Dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki,” (QS. Al-Maidah: 6).
6. Berurutan dalam berwudhu. Pertama-tama ia membasuh mukanya. Kemudian membasuh kedua tangannya. Kemudian membasuh kepala. Kemudian membasuh kaki. Karena urutannya seperti itu dalam firman Allah SWT; pertama-tama wajah, kemudian kedua tangan dan seterusnya.
7. Muwalah artinya menjalankan aktivitas wudhu pada satu waktu tanpa jeda. Sebab, memutus ibadah yang telah dimulai itu dilarang. Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu,” (QS. Muhammad: 33).
Hanya saja jeda sedikit itu ditolerir, begitu juga karena udzur. Misalnya persediaan air wudhu habis, atau aliran air wudhu berhenti, atau pengalirannya itu butuh waktu yang lama. Pada kondisi tersebut jeda dibolehkan. Sebab, Allah SWT tidak membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya. []
Referensi: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah