PERBUATAN dosa dan maksiat pasti akan mendatangkan mudharat meskipun antara satu dosa dengan yang lain berbeda-beda tingkat mudharatnya. Karena itu sudah semestinya kita sebagai Muslim untuk selalu bertaubat dan berusaha untuk menghindari perbuatan dosa dan maksiat agar selamat dunia akhirat. Tidaklah ada kejelekan di dunia dan akhirat kecuali pasti disebabkan dosa dan maksiat.
Apa yang menyebabkan diusirnya Iblis dari jannah (surga) dan diputuskan untuk menjadi makhluk yang sengsara selama-lamanya? Apa yang menyebabkan kaum Nabi Luth dibalik bersama buminya sehingga yang bawah menjadi di atas dan yang atas menjadi di bawah? Apa yang menyebabkan Fir’aun bersama bala tentaranya tenggelam di tengah lautan? Apa yang menyebabkan Qarun tengelam ke dalam bumi bersama harta kekayaannya? Apa yang menjadikan sekelompok orang Yahudi diubah bentuknya menjadi babi dan kera? Apa yang menyebabkan semua itu kalau bukan dosa dan maksiat?
BACA JUGA: Inilah Dampak Maksiat saat Masih di Dunia
Allah SWT berfirman: “Telah nampak kerusakan di darat dan lautan dengan sebab apa yang dilakukan oleh tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar.” (QS. Ar-Rum: 41)
Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab mengatakan: “Aku adalah yang kesepuluh dari sepuluh orang Muhajirin yang berada di sisi Nabi SAW, maka beliau menghadapkan wajahnya kepada kami kemudian mengatakan: ‘Wahai Muhajirin, ada lima perkara, saya berlindung kepada Allah SWT untuk kalian dapati lima perkara itu di antaranya tidaklah muncul kekejian pada sebuah kaum dan mereka menampakkannya kecuali mereka akan diberi cobaan dengan wabah pes dan penyakit-penyakit yang tidak pernah ada pada orang-orang yang hidup mendahului mereka. Tidaklah sebuah kaum mengurangi timbangan dan ukuran kecuali mereka akan dicoba dengan kemarau panjang, krisis bahan makanan dan kezaliman serta kecurangan penguasa. Tidaklah sebuah kaum menahan pembayaran zakat harta mereka kecuali mereka akan dihalangi dari setetes air dari langit, kalaulah bukan karena binatang-binatang niscaya tidak akan diberi hujan. Tidaklah sebuah kaum menyelisihi janji kecuali Allah akan kuasakan kepada mereka musuh dari selain mereka sehingga musuh-musuh itu akan mengambil sebagian yang dimiliki oleh kaum itu. Dan tidaklah pimpinan-pimpinan mereka tidak mengamalkan apa yang Allah turunkan dalam kitab-Nya kecuali Allah akan menjadikan pertikaian di antara mereka sendiri’.” (Shahih, HR. Ibnu Majah no. 4019 dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani, lihat Sisilah Ash-Shahihah no. 106-107)
BACA JUGA: Tukang Maksiat, Taubat di Tangan Anaknya yang Bisu
Demikianlah maksiat akan menimbulkan sekian banyak kejelekan sebagaimana disebutkan Ibnul Qayyim:
- Maksiat akan menghalangi ilmu. Karena sesungguhnya ilmu adalah cahaya yang Allah berikan kepada seorang hamba dan maksiat akan memadamkannya.
- Maksiat menyebabkan terhambatnya rizki. Sebagaimana takwa itu akan menyebabkan datangnya rizki maka meninggalkan takwa akan menyebabkan kefakiran.
- Maksiat menyebabkan hati gelisah dalam berhubungan dengan Allah SWT dan tidak ada padanya kenikmatan sama sekali. Ini tidak disadari kecuali oleh pemilik hati yang hidup. Adapun hati yang mati tidak bisa menyadarinya. Bagai mayat yang tak dapat merasakan sakit atas luka yang mengenainya.
- Maksiat menyebabkan ketidakharmonisan hubungan hamba dengan sesamanya. Lebih-lebih orang-orang yang baik, sampai sebagian pendahulu kita mengatakan: “Sungguh aku berbuat maksiat kepada Allah dan aku melihat pengaruhnya pada binatang kendaraanku dan istriku.”
- Menyebabkan sulitnya segala urusan, sehingga ia tidak menuju sebuah urusan kecuali ia dapati dalam keadaan buntu.
- Maksiat menyebabkan terhambatnya ketaatan kepada Allah SWT.
- Maksiat menyebabkan lemah qalbu dan jasmaninya, karena kekuatan jasmani itu berasal dari batin maka tatkala batinnya lemah, lahirnyapun lemah.
- Menghilangkan keberkahan umur.
- Maksiat menyebabkan kegelapan dalam hati seperti halnya ia merasakan kegelapan malam yang pekat.
[]
SUMBER: ASYSYARIAH