CELANA jin ketat sudah dianggap sebagai gaya busana perempuan modern yang dinamis. Namun, bergerak dengan mengenakan celana jin ketat ternyata dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Seperti dikutip dari The Telegraph, jongkok saat mengenakan celana jin dapat mengurangi aliran darah ke otot dan menekan saraf di belakang lutut. Hal ini dapat menyebabkan orang mengalami mati rasa pada betis dan kaki.
BACA JUGA: Celana Panjang, Bolehkah Dikenakan oleh Wanita ketika di Luar?
Para ahli kesehatan mengeluarkan peringatan ini setelah seorang perempuan Australia ditemukan terkapar di lantai, tak dapat berdiri. Ia pingsan setelah merasakan kebas di bagian kaki dan pergelangan kaki.
Beberapa jam sebelum terjatuh, ia sedang membantu temannya yang sedang pindah rumah. Mengenakan celana jin ketat, ia sering kali jongkok untuk mengangkat kotak-kotak perabotan rumah.
Betisnya bengkak sehingga celana jin terpaksa dipotong. Ia tak dapat menggerakkan pergelangan kaki dan tumitnya. Ia juga mengalami mati rasa di bagian bawah tungkai dan kakinya.
Perempuan yang tak diungkap identitasnya tersebut mengalami masalah bengkak serius di bagian saraf betisnya. Ia akhirnya menghabiskan waktu empat hari diinfus di rumah sakit sebelum akhirnya dapat berjalan kembali.
BACA JUGA: Anti Cadar, Jenggot dan Celana Cingkrang
“Kasus ini merepresentasikan komplikasi neurologi baru dari pemakaian jin ketat,” ujar Profesor Thomas Kimber dari Royal Adelaide Hospital.
Dokter mengatakan bahwa tekanan material di belakang tungkai dapat menyebabkan kondisi yang disebut sindrom kompartemen. Dalam situasi tersebut, aliran darah ke otot kaki berkurang. Akibatnya, otot dan saraf sekitar membengkak.
Masalah ini juga dapat dialami oleh ibu dan ayah yang sering kali jongkok terlebih dahulu untuk kemudian menggendong anaknya. Mengganti ban mobil juga dapat menciptakan gestur serupa dan berpotensi menekan saraf fibula dan menyebabkan kaki mati rasa. []