PALESTINA–Sebanyak 54 persen pekerja di Tepi Barat mangkir dari pekerjaan selama lockdown yang diberlakukan otoritas Palestina untuk mencegah penularan virus corona dari awal Maret hingga 25 Mei 2020. Keterangan ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Palestina (PCBS) pada Ahad (4/10/2020).
PCBS mengatakan dalam Survei Kondisi Sosial-Ekonomi Rumah Tangga Palestina bahwa kebijakan keadaan darurat dan penutupan semua lembaga swasta dan publik sebagai akibat dari pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah untuk menghadapi pandemi virus Corona menjadi alasan utama ketidakhadiran para pegawai.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Meningkat, Sejumlah Kota di Gaza Diperketat
Efek dari tindakan penguncian telah berdampak pada cara bekerja yang berbeda sehingga melemahkan aktivitas perekonomian di Tepi Barat. Sektor industri lebih terpengaruh daripada sektor lainnya. Karena itu, 51% pekerja yang bekerja aktif di sektor industri terpaksa berhenti. Selain itu, pekerja di sektor pertanian juga terkena dampak lockdown, di mana 7% dari pekerja di sektor pertanian terpaksa berhenti.
80% pegawai mengalami penurunan jam kerja dari biasanya. Hal ini lebih terasa di Tepi Barat (83%) daripada di Jalur Gaza (73%). Pria yang berpenghasilan lebih tinggi kemungkinan mengalami penurunan beban kerja dibandingkan dengan wanita (80% untuk pria dan 78% untuk wanita).
BACA JUGA: Hamas: Gaza Tak Punya Kemampuan Lockdown untuk Lawan Corona
Covid-19 telah sangat memengaruhi upah dan gaji para pegawai. Hanya 23% pegawai yang menerima upah seperti biasa, sementara 25% menerima gaji sebagian dan 52% dari mereka tidak menerima upah sama sekali selama periode lockdown (95% dari mereka bekerja di sektor swasta, 2% bekerja di sektor pemerintahan, dan 3% bekerja di sektor lain).
42% dari pendapatan rumah tangga Palestina juga turun drastis selama periode penguncian dibandingkan dengan Februari 2020 (46% di Tepi Barat dan 38% di Jalur Gaza). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 31% rumah tangga Palestina memiliki sumber pendapatan untuk menutupi pengeluaran rumah tangga selama periode lockdown. []
SUMBER: WAFA