GERAKAN murtad mulai muncul sejak tahun ke-9 Hijriah. Pada tahun itu, para pemimpin kabilah di seluruh penjuru jazirah Arab melalui utusannya menyerahkan kepemimpinan mereka kepada Nabi. Oleh karenanya, tahun itu dikenal dengan sebutan ‘Amul Wufud (Tahun Para Utusan).
Sungguh saat Allah mengutus Nabi dalam kondisi ilmu yang tercerai-berai, dan membawa agama Islam dalam keadaan asing. Tali agama tempat berpegang telah lapuk, dan perjanjiannya dengan Allah pun telah mereka ingkari.
BACA JUGA: Manfaat Membaca Sirah Nabi
Dan akhirnya mereka sesat. Adapun ahli kitab yang membenci mereka, sebab mereka telah mengubah-ubah Kitab Suci mereka dan menyisipkan kedalamnya perkara yang bukan-bukan. Allah tidak memberikan kepada mereka kebaikan sedikit pun dan tidak pula memalingkan mereka dari kejelekan yang ada pada mereka.
Sedangkan Bangsa Arab mereka terombang-ambing dalam agama yang sesat. Hingga akhirnya Allah menyatukan mereka dengan datangnya Nabi Muhammad. Allah menjadikan mereka umat pertengahan dan Allah mengangkat mereka di atas seluruh bangsa. Sampai saatnya Nabi kembali pada sang penciptanya.
Maka saat setan telah menyiapkan kendaraan untuk menggiring manusia agar seluruhnya binasa, Allah berfirman, “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul, apakah dia akan wafat dibunuh atau malah berbalik ke belakang murtad? Barang siapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
BACA JUGA: Orang Quraisy Tidak Suka dengan Shalat Abu Bakar
Sungguh, ada masanya orang arab di sekitar kalian menolak menyerahkan zakat kambing dan unta mereka. Karena selama ini mereka tidak pernah melakukan yang perbuatan ini. Hingga tergambar keutamaan zakat itu sendiri, “Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya.” []
Sumber: The Golden Story Of Abu Bakar Ash-Shiddiq/Penulis: DR. Muhammad Hatta, MA.,/Penerbit: Al-Magfiroh,2015