SETIAP anak yang masih mendapati kedua orangtuanya pastilah pernah diuji atas keduanya. Setiap orangtua yang memiliki anak barangkali juga pernah diuji atas kehadiran anak-anaknya.
Pada fase ini, jika masih mendapati keduanya hingga usia lanjut. Kitapun akan mendapati nasihat ataupun doa-doa dari keduanya.
Ya, namun sayangnya tidak semua diantara kita menyadari. Bahwasannya nasihat dan doa-doa mereka adalah upaya lain mereka dalam mencintai kita.
Kita akan sampai pada fase dimana nasihat mereka membuat sesak dada kita, kita secara tak sadarpun terkadang melabeli mereka dengan sebutan “orangtua yang suka mengomel”. Namun disisi ketika diri kita menyadarinya, betapa durhakanya kita akan sikap demikian.
“Orangtua itu meski terkadang mulut mereka mengomel, namun dalam hati mereka tak sedikitpun berhenti untuk mendoakan kalian (anak-anaknya). Percayalah, apapun usaha yang mereka lakukan adalah usaha terbaik mereka untuk membahagiakan kalian. Bahkan ketika kalian menyakiti mereka, merekapun tetap menyembunyikan tangisan mereka dalam sujud-sujud panjang sholatnya.” (Nasihat ustadz kala itu)
Masing-masing diri kita memahami, disakiti oleh orang yang kita cintai itu menyakitkan. Namun selalu ada kata maaf dari mereka meski tanpa diminta. Barangkali memang demikian, perasaan keduanya (orangtua).
Pada bagian ini, sungguh menyesakkan. Dan kita lantas bertanya-tanya. Jalan apa yang musti kita tempuh untuk menebus kesalahan kita terhadap keduanya. Nyatanya tidak akan bisa kecuali menjadi shalih untuk keduanya.
“Kepada Dzat yang jiwaku ada pada genggaman-Nya. Kasihilah keduanya (bapak, ibu) sebaimana mereka mengasihiku diwaktu kecil.”
Ketika lapis-lapis kata menyakiti keduanya, maka jalan terbaik saat itu adalah kembali dengan meminta maaf dan keridhoan keduanya. Sebab jalan ini adalah jalan selamat. Dimana ridha keduanya adalah ridha Allah Ta’ala.
Maka, bersabar atas mereka adalah keutamaan apabila kita diuji dengan keduanya. Dan tetap rendahkanlah suara kita dan janganlah mengatakan “ah” kepada keduanya.
Sebab diri kita adalah seorang anak. Yang sampai kapanpun adalah bagian dari kecintaan mereka. Barangkali pada satu waktu, kitapun pernah dibangga-banggakan didepan teman-teman mereka (orangtua). Meski nyata, bahagia terkadang belum kita hadirkan kepada keduanya.
Semoga Allah memberikan kesabaran yang luas untuk setiap hati kedua orangtua kita. Semoga kebaikan-kebaikanNya selalu menyelimuti kehidupan keduanya.
Pada untaian kata yang mencoba untuk diuraikan. Pada setiap doa yang selalu dilangitkan. Pada setiap sabar yang selalu diupayakan. []
SUMBER: TUMBLR QURANERS