ALLAH SWT merupakan Tuhan yang Maha Segalanya. Dia menciptakan apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Salah satu ciptaan-Nya yang sangat memiliki pengaruh besar bagi setiap insan ialah mata. Ya, mata adalah satu-satunya organ tubuh yang berfungsi untuk melihat keindahan alam semesta ini.
Mata memberikan keberkahan bagi setiap insan. Dengan adanya mata, maka kita dapat mengetahui sesuatu secara pasti dengan apa yang dilihat, sehingga kita tidak hanya membayangkannya saja. Namun ternyata, mata juga dapat mendatangkan bahaya bagi setiap insan.
Diriwayatkan dari Nabi Isa bin Maryam AS, di mana beliau bersabda, “Jauhilah melihat, karena melihat itu menanamkan syahwat di dalam hati, dan cukuplah melihat itu sebagai fitnah bagi orang yang melihat.”
Terkadang kita sering khilaf dalam menggunakan anugerah dari Allah ini. Dalam riwayat tersebut dikatakan bahwa janganlah kita melihat, maksudnya melihat sesuatu yang seharusnya tidak kita lihat. Salah satunya melihat aurat orang lain atau lawan jenisnya.
Al Hasan Al Bashri berkata, “Seseorang tidak layak untuk masuk ke tempat pemandian, kecuali dengan dua sarung, satu sarung untuk menutup auratnya dan satu sarung lagi untuk menutup matanya dari melihat orang lain.”
Jadi, mau itu aurat sesama jenis pun tetap kita harus menjaga pandangan. Karena, tidak menutup kemungkinan walau pun sesama jenis, berawal dari pandangan akan menumbuhkan syahwat. Sehingga, terjadilah hal-hal yang melanggar aturan Allah dan Rasul-Nya. Naudzubillah.
Dikatakan bahwa pandangan pertama itu rahmat dari Allah. Nah, banyak orang yang mempermainkan kalimat ini, dengan ungkapan, “Karena pandangan pertama itu rahmat, ya sudah tidak usah berkedip-kedip.”
Ungkapan seperti itu tidaklah tepat. Pandangan pertama bukan berarti memiliki makna satu kedipan. Artinya ketika kita melihat orang yang bukan muhrim atau pun melihat aurat orang lain secara tidak sengaja, segera palingkan pandangan kita darinya. Bukan terus memperhatikan hingga mata berkedip.
Jadi, berhati-hatilah dalam menggunakan penglihatan. Karena berawal dari mata, tumbuhkan dosa. Wallahu ‘alam. []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 2/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang