CERITA ekspedisi Laut Pahawang ini dimulai pada sore yang cerah di tanggal 28 Maret pukul 17:00 di sekolah. Iya, titik kumpul pemberangkatan kami memang di sekolah. Kami berkumpu dengan membawa carier yang padat berisi peralatan dan perlengkapan yang kami butuhkan selama ekspedisi laut. Aku merasa senang sekaligus mulai membayangkan lamanya perjalanan.
Aku melihat beberapa teman merasakan kurang enak badan, selama menunggu mobil travel yang akan membawa kami menuju Pelabuhan Merak. Mobilnya terlambat katanya karena jalanan macet parah. Akhirnya setelah mobil yang ditunggu datang, kami berangkat dari SAP menuju Pelabuhan Merak.
Perjalanan dari SAP ke Merak kurang lebih 3 jam tapi karena jalanan cukup padat kami menempuhnya selama kurang lebih 7 jam. Selama perjalanan, kami isi dengan mengobrol, menyanyi dan ada juga yang tidur.
Ekspedisi Laut Pahawang, Menunggu Kapal
Setelah sampai di Pelabuhan Merak, kami harus menunggu terlebih dahulu dikarenakan tiket kapal yg kami pesan masih belum bisa check-in.
Waktu check in jam 5 sedangkan kami pas nyampe masih jam 3, alhasil kami pun rehat dulu di pelataran masjid, juga sholat subuh dan qiyamullail bersama. Berdoa bersama untuk kelancaran perjalanan penyeberangan kami yang pertama.
Saat waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi, kami pun melakukan check in, kemudian masuk ke dalam kapal. Nah pas masuk ke dalam kapalnya, beuh baunyaaa, aroma air asin dicampur sama bau mesin, luar biasa aneh bagiku😂. Kami pun mencari tempat duduk dan melakukan perjalanan laut Merak – Bakauheuni yang tenang selama 3 jam.
Ekspedisi Laut Pahawang, Tiba di Bakauheuni
Kami menjejak Bakauheuni pukul 8 pagi. Tujuan ekspedisi pertama kami, adalah Menara Siger, untuk mencapai tempat tersebut kami harus naik mobil travel terlebih dahulu. Kalau di Lampung, angkutan umumnya itu mobil seperti pada umumnya jadi bukan kayak angkot gituuu, mobil yang disewa ada 3 jadi 16 orang dibagi 3 ada yang 5 orang ada yang 6 orang.
BACA JUGA: Yuk, Ikuti Sahebat di Sekolah Alam Purwakarta!
Dalam perjalanan menuju tempat tujuan, di dalam mobil udah berasa kayak dikejar-kejar, ngebut bangettt. Udah dari kapal diaduk-aduk perutnya. Sekarang di mobilnya kayak dikocok-kocok, perut rasanya udah gak karuan. Tapi itulah seni perjalanan bukan?🗿
Tak berapa lama kami sampai di Menara Siger Lampung. Lokasi ini dikenal sebagai titik nol Sumatera. Artinya titik awal masuk pulau Sumatera. Menara ini berbentuk unik, seperti hiasan kepala pengantin khas Lampung. Di sini kami melakukan observasi dan pengisian handbook juga challenge yang diberikan.
Ekspedisi Laut Pahawang,ke Sekolah Alam Lampung
Setelah dari Siger, kami lanjutkan kunjungan ke sekolah Alam Lampung. Di sana kami berkenalan dengan siswa-siswinya juga diajak berkeliling. Sekolahnya luas, katanya mah luasnya 7 hektar, wooow. Setelah selesai berkeliling, kami istirahat, sholat, dan makan (ishoma). Alhamdulillah, sudah disediakan makan siangnya. Terimakasih Sekolah Alam Lampung atas jamuan dan sambutannya 🙃.
Setelah makan, kami pun berpamitan, byeee Sekolah Alam Lampung 👋🏻. Yeayy kami bersiap menuju pantai Pahawang besar yang akan menjadi tempat live in kami. Setelah sampai di dermaga, kami menyebrang menggunakan perahu nelayan yang diisi 16 orang+ carrier, penuhhh.
Ekspedisi Laut Pahawang,Pemandangan Air Asin
Sepanjang penyebrangan, kami melihat pemandangan air asin yang begitu luasnya. MaasyaaAllah luar biasa ciptaan Allah 🌊
Setelah sampai di pulau Pahawang besar, kami langsung menuju rumah Pak Isnain untuk pembagian rumah tempat kami live in. Setelahnya, kami langsung menuju rumah yg sudah di tunjukkan. Kami langsung beristirahat dan bersih² karena hari sudah menjelang malam.
Ekspedisi Laut Pahawang, Hari Pertama Live In
Pagi kami diawali dengan melaksanakan qiyamullail berjamaah dengan pendamping, lalu dilanjutkan bincang-bincang pagi bersama. Oiyaa anggota kelompokku ada aku, Amel, dan Nazwa. Pendamping kami, Bu Hilda. Setelah berbincang-bincang, dilanjutkan sarapan pagi dan jalan-jalan pagi bersama.
Sambil menunggu tukang sayur lewat, kami ke laut untuk refreshing dan tentunya sekalian main air juga walaupun hanya sekadar membasahi kaki, bangun pagi terus jalan ke laut, udah kayak liburan kita, bang 😀.
Setelah dari laut, kami belanja sayuran untuk cooking, lanjut berkemas dan persiapan untuk tracking menuju tempat kemah. Setelah barang sudah siap semua, kami pun pamit kepada Pak Isnain dan lanjut tracking gaess.
Perjalanan menuju tempat kemah, jaraknya tidak terlalu jauh hanya memakan waktu kurang lebih 20 menit. Setelah sampai, kami pun langsung mendirikan bivak karena cuaca sudah mulai gelap. Agar semangat mendirikan bivaknya, ada hadiah berupa boleh main air di laut kalau bivaknya sudah jadi. Wahh jadi semangat nih 🥳🥳
Dengan semangat ingin cepat cepat nyebur, akhirnya bivak pun selesai. Semua bersukacita karena ketemu sama air, lenyap sudah rasa perjalanan yang kemarin sungguh membuat lelah jiwa raga. Berganti bahagia bermain bersama di tepi laut.
BACA JUGA: Pengalamanku Belajar di Sekolah Alam Purwakarta
Setelah puas main air, kami pun bersih-bersih diri dilanjutkan cooking untuk makan malam. Kelompok aku masak nasi, ikan dan sayur toge bayam tahu. Setelah matang, kami pun makan. Tau ga bang? ketika dimakan, masakan kami itu enak bangeeeet. Mungkin efek kelaparan juga kali yaa jadii apa aja enak, alhamdulillah kenyangg.
Ekspedisi Laut Pahawang, Mangrove dan Terumbu Karang
Setelah selesai makan, kami mencuci alat masak dan bersiap untuk sholat maghrib berjamaah. Kemudian lanjut materi yg disampaikan oleh pak Isnain tentang mangrove dan terumbu karang.
Nyimak terus nyatet, tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu tidur. Sebagian udah pada “nundutan” jadi, dicukupkan materinya.
Kami pun tidur di bivak masing-masing, hingga pagi menjelang.
Ekspedisi Laut Pahawang, Snorkling Day
Tibalah kami di hari Kamis yg di tunggu tunggu 🥳. Sebelum ke lokasi snorkling, kami sholat subuh dulu. Kemudian kami masak, makan dan membereskan tempat kemah agar bersih seperti semula. Setelah siap semua, kami menunggu perahu yang akan membawa kami ke tempat snorkling. Tapiiii kami kembali harus menunggu, perahunya datangnya ngaret.
Harusnya jam 08:00 udah nyampe, ehh ini malah udh mau jam 10:00 baru nongol. Akhirnya kami pun naik dan berangkat menuju lokasi snorkling.
Sebelum snorkling, kami mendapat pengarahan bagaimana menggunakan snorkel, bagaimana cara memakainya. Tak lupa pasti ada sesi dokumentasi. Kemudian kami pun mulai nyebur. Ketika melihat di bawah lautnya, MaasyaAllah bagus bangetttt….ikan warna warni dan terumbu karang cantik terpampang di depan mata. Di sana kami berfoto di beberapa spot.
Oiya kami juga membeli roti untuk kasih makan ikan. Setelah puas di tempat pertama kami lanjut menuju tempat yang ke-2 dan yang di tempat ini juga MaasyaAllah gak kalah bagusnya banyak terumbu karang dan biota laut lainnya yang memanjakan mata.
Warna warni indah ciptaan yang kuasa. Makin menunduk diri yang kecil ini melihat keindahan ciptaanNya yang luarbiasa🙃
Tak terasa waktu 2 jam itu sudah habis. Waktu memang terasa cepat berlalu kalau kita menyukai apa yang kita lalukan kan? Sebelum pulang, kami makan siang dulu lalu melanjutkan perjalanan kembali menuju Pulau Pahawang.
Ekspedisi Laut Pahawang, Perjalanan Pulang
Dalam perjalanan pulang, hujan deras disertai ombak yg lumayan tinggi. Ada rasa takut dan khawatir, gimana kalau terjadi sesuatu yang kita tidak inginkan. Semakin lama ombak makin tinggi, laut bergejolak. Udah mah lagi di tengah tengah laut, ga keliatan tepian.
Aku melihat perahu di depan kami terlepas penahan ombaknya Subhanallah banget ituuu… teman²ku ada yang menangis, ada yang takut, ada yang santai juga.
Seluruh isi perahu pun mulai istighfar dan dzikir memohon perlindungan kepada Allah yang dipimpin oleh Bu Hilda. Di puncak rasa takut, kami isi dengan doa-doa. meminta keselamatan padaNya sang pemilik jiwa. Sungguh mencekam dan membuat kami benar-benar merasa jarak maut sangat dekat saat itu 🥲.
ABK pun memberi tau bahwa kami harus menepi terlebih dahulu, akhirnya kami menepi. Di sana kami melihat ombak yg lumayan tinggi dan cuaca makin memburuk. Sekitar 10 menit akhirnya badai itu mereda. Alhamdulillah, ombak mulai stabil lagi dan kami pun melanjutkan perjalanan ke Pulau Pahawang
Sesampainya di Pulau Pahawang, kami langsung membersihkan diri dan bersiap untuk pulang ke rumah. Setelah semuanya sudah mandi kami sholat terlebih dahulu baru mulai berangkat.
Untuk sampai ke pelabuhan Bakauheni, kami menggunakan travel. Selama perjalanan, aku dan kelompokku tidur sepanjang jalan untuk memulihkan energi. Tak terasa, sampailah kami di pelabuhan Bakauheni. Sebelum masuk ke kapal kami dibagikan nasi Padang dan tentu saja tiket untuk masuk ke dalam kapal. Ketika sudah sampai di dalam kapal, nasi Padang yang tadi dibagikan kami makan, biar ada energi menghadapi kenyataan 😆.
Setelah selesai makan, semuanya langsung pada tidur. Kondisinya itu antara pusing sama ngantuk. Walau ada beberapa juga yang keluar menikmati segarnya angin laut.
BACA JUGA: 2 Pengalaman Magangku Selama di Sekolah Alam Purwakarta (SAP)
Ekspedisi Laut Pahawang, Kembali di Merak
Beberapa lama kemudian, sampailah kami di Pelabuhan Merak. Again, harus nunggu travel dulu, setelah datang travelnya langsung ke tempat duduk masing-masing dan perjalanan pulang pun di mulai. Merak – SAP kurang lebih 3 jam. Nah selama itu, ada yang tidur, ngobrol dan liatin pemandangan jalan.
Tak lama aku pun ikut tertidur, lagi enak² tidur ada yang bangunin. Ternyata travelnya udah sampai STS. Wahh seneng tuh, 1 mobil langsung pada bangun semua. Halooo Purwakarta 👋🏻 kami pulang.
Alhamdulillah, kami sampai di SAP sehat, selamat. Semua turun dan membantu menurunkan barang². Sambil menunggu dijemput orangtua masing² sambil minum wedang dan sarapan bolen. Lelah tapi bahagia. Banyak pelajaran dan hikmah perjalanan ekspedisi kali ini.
Tema utamanya bersabar. Bersabar dalam menunggu, bersabar saat tak sesuai ekspektasi dan pelajaran terbesar adalah walau kita begitu dekat dengan kematian, ketika Allah bilang belum waktunya, maka Dia yang akan menyelamatkan. Terimakasih semuanya. []