DALAM Shadharat adh-Dhahab diceritakan bahwa salah satu raja dari Dinasti Buwaih, Fakhr ad-Daulah, berkata:
“Aku mengumpulkan kekayaan yang cukup untuk anak-anak saya dan pasukan mereka untuk mencukupi mereka selama lima belas tahun yang akan datang.”
Tetapi ketika meninggal, kunci hartanya ada pada putra-putranya yang justru mengabaikan pemakamannya.
BACA JUGA:Â Kisah Raja yang Selamat dari Maut karena Jari Kelingkingnya Putus
Akibatnya, orang-orang mencari perlindungan jenazahnya. Mereka akhirnya membayar seorang pengurus masjid. Sementara anak-anak dan tentaranya bertengkar satu sama lain sampai jenazahnya membusuk.
Saat perselisihan usai, orang-orang harus menjepit mayatnya dan menariknya dari kejauhan karena baunya telah menyengat. Saat mereka menarik mayatnya, mayat itu hancur berantakan di tangga kastilnya sendiri.
Ini seorang raja yang memiliki sebagian besar kehidupan duniawi, warisan dua juta dinar, delapan ratus lima puluh enam ribu dirham, dan sejumlah besar permata, permata, mutiara, berlian, dan emas yang sensasional sebanyak 14.000 keping. Belum lagi meninggalkan sejumlah besar peralatan makan dari perak, furnitur, senjata, dan karpet.
BACA JUGA:Â Tajir Melintir, Ini 10 Raja Islam Paling Kaya di Dunia!
Tetapi ketika meninggal, tidak ada yang memperhatikannya, tidak ada yang menutupi jenazahnya kecuali seorang penjaga masjid yang dibayar untuk mengurusnya.
Inilah realitas hidup ini. Kita datang ke dunia ini dengan tangan kosong dan kita akan meninggalkan dunia ini dengan tangan kosong. Sungguh, orang yang paling bijak adalah dia yang mempersiapkan dirinya untuk akhirat dengan menaati Allah dengan cara yang terbaik. []
SUMBER: ISLAM CAN