SEBAGIAN masyarakat percaya bahwa daun bidara dapat digunakan untuk pengobatan, khususnya dalam ruqyah. Daun bidara dipercaya mampu menangkal sihir dan ganguan jin.
Benarkah demikian? Lantas, bagaimana pandangan Islam terkait kepercayaan tersebut?
Dikutip dari laman Konsultasi Syariah, Ustaz Ammi Nur Baits memaparkan, sejauh ini tidak dijumpai dalil, baik Alquran maupun hadis, yang menjelaskan bahwa daun bidara dapat mengobati sihir dan kerasukan jin. Hadis yang ditemukan adalah yang menyebutkan fungsi daun bidara untuk membersihkan tubuh dari kotoran yang sulit hilang jika hanya diguyur air. Seperti ketika memandikan jenazah atau membersihkan bekas haid.
BACA JUGA: Disebut dalam Alquran dan Hadis, Inilah Manfaat Daun Bidara
Ketika Zainab, putri Nabi SAW meninggal dunia, yang bertugas memandikan adalah Ummu Athiyah. Nabi SAW menyuruh Ummu Athiyah:
“Cuci jenazahnya 3 kali, 5 kali, atau boleh lebih dari itu, jika menurutmu dibutuhkan, dengan air dan daun bidara.” (HR. Bukhari 1253)
Demikian pula, Nabi SAW menyuruh wanita yang membersihkan sisa darah haid agar menggunakan bidara. Asma’ pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang cara mandi selepas haid. Beliau mengatakan:
“Wanita itu bisa mengambil daun bidara dicampur air, lalu berwudhu kemudian mencuci kepalanya…” (HR. Abu Daud 314 dan dishahihkan al-Albani)
Mengenai kaitannya dengan pengobatan terkait sihir dan ganguan jin dengan daun bidara, tidak dijumpai dalilnya. Hanya saja, para ulama memahami bahwa kajian pengobatan sihir, masuk dalam pembahasan at-Tadawi (pengobatan), dan bukan kajian ibadah. Maka, selama tidak menggunakan fasilitas yang dilarang, dan terbukti bisa mengobati (mujarab), penggunaan media semacam ini dibolehkan.
Imam Ibnu Baz pernah menjelaskan tentang bagaimana cara pengobatan sihir.
ومن علاج السحر بعد وقوعه أيضا وهو علاج نافع للرجل إذا حبس من جماع أهله أن يأخذ سبع ورقات من السدر الأخضر فيدقها بحجر أو نحوه ويجعلها في إناء ويصب عليه من الماء ما يكفيه للغسل , ويقرأ فيها آية الكرسي و ( قل يا أيها الكافرون ) و ( قل هو الله أحد ) و ( قل أعوذ برب الفلق ) و ( قل أعوذ برب الناس …
“Diantara cara mengobati sihir – dan ini obat yang manfaat untuk para suami yang terhalangi sehingga tidak bisa berhubungan badan – dia bisa mengambil 7 lembar daun bidara hijau, kemudian ditumbuk dengan batu atau semacamnya, lalu ditaruh di ember, kemudian dicampur air yang cukup untuk mandi. Kemudian dibacakan ayat kursi, al-kafirun, al-ikhlas, al-falaq, an-Nas…. (beliau menyebutkan beberapa ayat lainnya).” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 3/279)
Keterangan lain disampaikan Syaikh Abdullah Aljibrin.
وكذا رَقَيْتُ على بعض الأقارب أو الأحباب الذين حبسوا عن نسائهم ، بما ذكره ابن كثير من ورقات السدر ، وقراءة الآيات التي ذكرها ، فوقع الشفاء بإذن الله
“Demikian pula, saya pernah meruqyah anggota keluarga dan orang-orang dekat saya yang tidak bisa melakukan hubungan dengan istrinya karena sihir. Saya ruqyah dengan menggunakan beberapa lembar daun bidara seperti yang disebutkan Ibnu Katsir, dan membacakan beberapa ayat al-Quran, dan dengan izin Allah, sembuh.” (as-Shawaiq al-Mursalah fi at-Tashaddi lil Musya’widzin wa as-Saharah)
BACA JUGA: Daun Bidara, Ini 10 Manfaatnya bagi Kesehatan
Demikian pula yang disampaikan Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi. Beliau pernah ditanya mengenai hukum menggunakan daun bidara untuk mengobati sihir. Mengingat ada sebagian orang yang melarang karena tidak ada dalil. Jawab Syaikh Rajihi:
حل السحر بأدعية شرعية ودعوات وأدوية مباحة فهذا لا بأس به، والسدر من الأمور المباحة، فإذا وجد فيه فائدة من حل السحر وغيره فلا بأس باستعماله
“Menghilangkan sihir dengan doa-doa yang disyariatkan atau dengan pengobatan yang mubah, hukumnya boleh. Dan daun bindara termasuk sesuatu yang mubah. Sehingga jika di sana ada manfaat, seperti untuk mengobati sihir atau yang lainnya, tidak masalah menggunakannya.” (portal. ahrajhi) []
SUMBER: KONSULTASI SYARIAH