JAKARTA–Seruan boikot Starbucks di Indonesia kian meluas setelah berbagai kalangan mengetahui bahwa pimpinan perusahaan (CEO) Howard Mark Schultz terang-terangan mengampanyekan LGBT dan pernikahan sejenis. Bahkan ia pun mempersilahkan para pemilik saham yang tidak sejalan dengannya.
Di kalangan penulis, Asma Nadia yang memiliki segudang karya buku novel best seller seperti Jilbab Traveler, Love Sparks in Korea, Surga yang Tak Dirindukan, Assalamualaikum Beijing, dan lain-lain. Ternyata, Asma mengaku mendukung pemboikotan Starbucks demi kebaikan.
“Ya, jika bertujuan untuk kebaikan dan punya dasar yang kuat mari kita dukung,” ungkap Asma, dilansir Republika, Minggu (2/7/2017).
Bagi Asma, setiap seruan yang mengarah kepada hal-hal yang baik dan dilandasi dengan dasar syariat agama yang kuat, ia akan senantiasa mendukungnya. “Karena prinsipnya Asma begitu,” imbuhnya.
Selain Asma, di kalangan pejabat negara, seperti Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid yang membidangi bidang keagamaan ikut mendukung seruan boikot sejumlah pihak terhadap kedai kopi asal Amerika Serikat itu.
“Kita harus melawan para perusak Pancasila, apalagi jika mereka merusak dasar negara Indonesia Pancasila, tapi sambil mencari kehidupan di Indonesia,” ujar Sodik, dilansir Republika, Jumat (30/6/2017).
Sodik menilai, pernyataan Schultz makin menegaskan bahwa Starbucks tidak semata-mata menjalankan bisnis. Namun, ia mempunyai misi tertentu yang tidak sesuai dengan Pancasila dan prinsip masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
“Saya berharap, masyarakat Indonesia tidak ikut mengampanyekan paham (LGBT) tersebut di Indonesia. Termasuk para pemegang saham Starbucks di Indonesia, segera tentukan sikap,” tukasnya.
Sementara itu, Marketing Communications dan CSR Manager, PT Sari Coffee Indonesia, selaku pemegang lisensi Starbucks Indonesia Yuti Resani beberapa waktu yang lalu menyatakan bahwa jaringan kopi Starbucks Indonesia memastikan tetap sejalan dengan pihak manajemen Pusat Starbucks di Amerika Serikat yang mendukung LGBT. []