BAGI sebagian orang, sekolah masih bukan menjadi prioritas. Namun berbeda dengan bocah bernama Muklis Abdul Kholik alias Adul (9). Meski mempunyai kekurangan, siswa kelas 3 SDN 10 Cibadak Sukabumi ini tetap semangat menimba ilmu ke sekolah dengan cara merangkak.
Perlu diketahui, jarak rumah Adul ke sekolahnya itu sejauh tiga kilometer. Jadi bisa dibayangkan, bagaimana Adul merangkak hanya untuk sampai di sekolah.
Adul merangkak karena kondisi keterbatasan fisik pada kedua kakinya. Namun semangat untuk menuntut ilmunya sangat tinggi. Adul juga lincah dan mudah bergaul. Dia tidak ingin kondisi fisiknya itu membuat orang lain merasa iba kepadanya.
BACA JUGA:Â Kecil-kecil Kok Sekolah, Belajar Apa?
Anak asuh suami-istri, Dadan (50) dan Pipin (45), ini setiap hari harus melewati jalanan terjal dan jembatan bambu. Menurut keterangan Pipin, keputusan itu diminta sendiri oleh Adul karena tidak ingin merepotkan mereka.
“Pas PAUD kemudian masuk SD hanya sampai kelas 2 dia digendong sama ayahnya, ketika kelas 3 dia minta berangkat sendiri. Awalnya kami sempat khawatir dia dijahili teman-temannya, namun karena kami percaya dia bisa akhirnya keterusan sampai sekarang, kadang saya ikut nganter aja ngikutin di belakang,” kata Pipin, Jumat (9/11).
Tidak ada rasa malas menyergap Adul untuk belajar di SDN 10 Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. “Cita-cita mau jadi pemadam kebakaran,” ucap Adul.
Anak inspiratif ini merangkak dari rumah ke sekolah sejauh tiga kilometer. Pihak sekolah menyebut Adul berprestasi dan ranking 10 besar di kelasnya.
“Dia ini bukan tipe anak yang pemurung. Setiap hari dia aktif bergerak meskipun dalam kondisi fisik terbatas. Bukan dia yang kita motivasi, justru teman-teman serta mungkin guru di tempat ini yang termotivasi oleh semangatnya untuk sekolah dan belajar,” ujar Kepala Sekolah SDN 10 Sukabumi Epi Mulyadi, Sabtu (10/11).
BACA JUGA:Â Para Ulama Mementingkan Adab Sebelum Ilmu
Semangat Adul bersekolah meski merangkak ini telah menggetarkan hati relawan dan dermawan. Sejumlah keinginan Adul mereka penuhi salah satunya peralatan sekolah. Tidak hanya itu, komunitas relawan sosial Sahabat Kristiawan Peduli (SKP) bahkan membebaskan utang orang tua asuh Adul ke koperasi sebesar Rp 5 juta.
“Begitu mengetahui kisah anak ini kami langsung tergugah dan mendatangi kediaman rumah Adul. Informasi yang saya dapat adik Adul ini ingin mendapat tongkat untuk membantu berjalan dan peralatan sekolah baru,” kata Kristiawan Saputra, ketua relawan SKP, kepada detikcom, Minggu (11/11). []
SUMBER: DETIK