PADA 1962, dalam sebuah pidato kenegaraan, Bung Karno terlihat berapi-api membela Palestina. “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Ya, itulah Bung Karno sosok Proklamator yang tetap berdiri teguh untuk membela Palestina agar terbebas dari penjajahan Israel.
BACA JUGA: Kisah Pilu Bung Karno; Sarapan Nasi Kecap pun Tak Ada
Bahkan demi mendukung Palestina, Bung Karno rela mengorbankan “tiket” timnas Indonesia yang saat itu berpeluang untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 1958 di Swedia.
Kemenangan atas Cina dalam partai perdana babak kualifikasi Asia pada 12 Mei 1957 membuka lebar peluang Indonesia lolos ke babak selanjutnya.
Indonesia tinggal memainkan pertandingan penentuan melawan Israel sebagai juara wilayah Asia Barat.
Masalah muncul karena Indonesia menolak mengakui kedaulatan negara Israel dan enggan bertanding di markas mereka.
“Itu sama saja mengakui Israel,” ujar Maulwi Saelan, kiper Timnas Indonesia menirukan omongan Sukarno.
Indonesia menempuh langkah diplomatik dan mengirim surat permohonan kepada FIFA agar laga kontra Israel dilangsungkan di tempat netral. Namun FIFA menolak.
BACA JUGA: Atas Permintaan Bung Karno, Uni Sovyet Buka Kembali Masjid St.Petersburg
Demi membela Palestina, Indonesia memilih untuk mengundurkan diri dari turnamen. Padahal, Indonesia punya potensi untuk lolos ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya.
“Ya, kita nurut. Enggak jadi berangkat,” ucap Saelan.
Tak hanya itu, selaku tuan rumah Asian Games IV 1962, Indonesia menolak memberikan visa kepada perwakilan Israel sehingga tak bisa mengikuti gelaran pesta olahraga terbesar Asia tersebut.
Alasan resminya karena Indonesia tidak punya hubungan diplomatik
Meski begitu, alasan sebenarnya masih berhubungan dengan politik anti-imperialisme. Israel masih menjajah Palestina. []
SUMBER: INTISARI