PRANCIS—Gelombang demonstrasi ‘rompi kuning’ telah menyebabkan bencana bagi ekonomi Prancis, kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire. Selain itu, Le Maire menyebut situasi di Prancis sebagai “krisis” terhadap masyarakat dan demokrasi.
“Ini adalah bencana untuk bisnis, ini adalah bencana untuk ekonomi kami,” ujar Le Maire saat mengunjungi pertokoan di Paris yang dirusak selama unjuk rasa berlangsung.
BACA JUGA: Protes Tolak Kenaikan BBM di Prancis Berujung Anarkis, Polisi Kewalahan
Diperkirakan 125.000 demonstran turun ke jalanan di seluruh negeri pada Sabtu (8/12/2018) siang, dan 10.000 di antaranya berunjuk rasa di Paris, yang juga mencatat kerusakan paling parah akibat bentrokan.
Di ibu kota Prancis itu, para penjarah menghancurkan etalase-etalase toko, dan membakar sejumlah mobil.
“Kerusakannya lebih parah kemarin daripada sepekan lalu karena demonstrasi lebih tersebar,” papar wakil walikota Paris, Emmanuel Gregoire, kepada stasiun radio setempat.
Namun, tambahnya, korban cedera selama unjuk rasa pada Sabtu jauh jebih sedikit daripada seminggu lalu.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron—yang dituntut mundur oleh pengunjuk rasa—menyampaikan pidato nasional pada Senin (10/12/2018). Dalam kesempatan itu Macron diperkirakan akan mengumumkan langkah-langkah untuk meredam krisis.
Surat kabar Le Parisien melaporkan, sedikitnya 50 kendaraan dibakar, puluhan toko dirusak, dan sebagian lainnya dijarah.
Beberapa pejabat kota mengatakan huru-hara di Paris menimbulkan kerusakan bernilai jutaan poundsterling.
BACA JUGA: Lawan Aksi Protes, Prancis Siap Kerahkan 89 Ribu Personel Keamanan
Pada Jumat (7/12/2018), federasi peritel Prancis mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa para peritel telah kehilangan sekitar satu miliar euro (Rp16,5 triliun) sejak demonstrasi dimulai pada 17 November.
Pekan lalu, Menteri Keuangan Bruno Le Maire mengatakan sebelum demonstrasi berlangsung pada akhir pekan, bisnis restoran menurun antara 20% hingga 50%.
Kemudian, Francois Asselin selaku kepala konfederasi usaha kecil dan menengah, memaparkan kepada surat kabar Journal du Dimanche bahwa rentetan demonstrasi ini bisa menyebabkan kerugian 10 miliar euro (Rp165 triliun). []
SUMBER: BBC