SUDAH barang tentu Anda sering mendengar kata dengki, bahkan saking seringnya mungkin dari sebagian Anda sudah paham betul tentang apa yang namanya dengki. Tetapi masih banyak di antar kita yang bingung, apa itu sebenarnya dengki? Memang dengki itu bahaya, ya? Dan mungkin banyak lagi pertanyaan tentang dengki.
Ternyata, dengki ini merupakan sumber munculnya beragam penyakit yang menggerogoti segala bentuk kebaikan seseorang. Dengki menghapuskan segala kebaikan daripada orang yang memilikinya. Jika seseorang yang memiliki sikap dengki, maka dengki akan menuntut orang tersebut untuk selalu memandang orang lain dari sisi kekurangan dan kesalahannya, jika tidak ada maka ia akan mencari-cari seribu alasan. Kalaupun ia melihat dari sisi baik seseorang, maka ia ingin kebaikan dari orang tersebut hilang dan berpindah kepada dirinya.
Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah olehmu hasad/iri/dengki, karena seseungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar atau rumput yang kering,” (HR. Abu Dawud).
Adakah sikap dengki dalam diri Anda? Ataukah Anda sulit membedakan, apakah Anda telah tergelincir ke dalam sikap yang amat merugikan ini (dengki)?
Berikut ini tiga indikator adanya dengki dalam diri:
1. Suka berbuat kemudharatan/ kerusakan pada teman/ rekannya sendiri.
Walaupun di hadapan kita, dia berwajah manis dan berpura-pura baik, tetapi ternyata dalam lubuk hatinya menyembunyikan kedengkian dan keinginan untuk membuat kerusakan bagi orang lain.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya,” (QS. Ali-Imran: 118).
Dalam hal ini merupakan sebuah bentuk kehati-hatian kita terhadap memilih seorang teman. Karena bisa jadi teman tersebut akan mendatangkan berbagai kemadharatan bagi diri kita.
Rasulullah SAW bersabda, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap,” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Bukan berarti kita tidak boleh berinteraksi dengan orang lain, akan tetapi kita harus berhati-hati dalam mencari seorang teman karena seorang teman merupakan tempat mencurahkan isi hati selain Allah SWT. []
BERSAMBUNG