PALESTINA–Sejumlah tawanan Palestina di penjara Israel telah dipisah-pisahkan satu dengan yang lainnya untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona, Covid-19.
Sayangnya para tawanan Palestina tidak punya alat penangkal apapun selain sebatang sabun untuk menghadapi virus Corona ini. Penderitaan para tawanan makin bertambah usai Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel menerapkan paket sanksi baru-baru ini terhadap para tahanan. Sementara di sisi lain, muncul kekhawatiran Corona dapat membobol benteng mereka.
Beberapa hari berikutnya terjadi sejumlah aksi pemberontakan secara besar-besaran, mencakup semua tahanan. Jelas ini merupakan kelalaian Otoritas Penjara dalam menangani kasus Corona.
BACA JUGA:Â Takut Virus Corona, Israel Hapus Kunjungan Keluarga Tawanan Palestina
Dan jika Otoritas Penjara mengabaikan kehidupan tahanan, itu mencapai tingkat tertinggi setelah para tahanan Megiddo yang menuntut agar administrasi penjara di sana melakukan pemeriksaan bagi semua tahanan dan memberikan sarana pencegahan seperti masker, sarung tangan dan bahan sterilisasi lainnya. Barang-barang ini dilarang dalam upaya yang tidak jelas oleh Otoritas Penjara untuk memprovokasi para tawanan.
Upaya para tahanan untuk menghadang virus Corona agar tak masuk dalam kehidupan mereka mungkin gagal. Penjara akan berubah menjadi pusat baru dan terbesar dari epidemi ini. Tidak mungkin, salah seorang tawanan yang terkena mengisolasi diri dari sisa tahanan yang ada. Para tahanan memiliki hak penuh untuk membebaskan diri dari pandemi global ini.
BACA JUGA:Â Punya 21 Cucu, Tawanan Palestina Ini dalam Kondisi Terancam Akibat Penyakit Berat
Mereka bukan pembunuh maupun bandit sehingga dibiarkan sendirian di depan musuh mereka, tetapi mereka adalah tawanan yang memiliki hak untuk bebas dan merdeka. Jika kematian harus dikonfrontasi, para tahanan lebih memilih kematian dengan ditembak ketika mereka tinggal.
Bangsa Palestina harus memikul tanggung jawab atas anak-anak tawanan mereka sebagaimana biasa, tidak mengungkapkan gerakan mereka tawanan dan tidak sengaja mengabaikan kegagalan yang tampak jelas oleh faksi-faksi dan lembaga resmi mereka dalam menekan penjajah. Semua dokumen yang tersedia untuk membebaskan para tahanan. []
SUMBER: PALINFO