PALESTINA—Jalan 25 di kawasan Nagev selatan, Palestina merupakan urat nadi kehidupan warga kota dan desa Arab di Nagev. Wilayah ini kerap disebut ‘Sawawin.’
Jalan ini menghubungkan kota-kota dan desa-desa Arab di Nagev dengan daerah sekitarnya. Selain itu di sisi kanan jalan dari Beer Sheba ada sejumlah gerbang sempit di jalan tersebut, setiap hanya banyak mobil keluar dan masuk.
Melansir PIC pada Rabu (14/2/2018), daerah ini bisa disebut sebagai kawasan hidup dan sangat ramai. Para pelajar, pekerja, kaum wanita, penggembala ternak dan dan masyarakat umum.
Mobil-mobil yang berbaris di sisi jalan yang digunakan untuk transportasi di dalam kawasan pegunungan, tidak pernah keluar ke jalan utama sama sekali.
Bagi orang yang pertama kali melakukan perjalanan di wilayah ini, menempuh jarak 7 kilometer seakan menempuh 70 kilometer di kawasan pegunungan yang paling padat penduduk dan terjal tersebut.
Desa Sawawin terletak di daerah yang dikelilingi oleh medan berpasir dan berbatu tajam tanpa jalan beraspal yang menghubungkannya ke jalan utama manapun.
Di desa ini sama sekali tidak ada layanan publik. Tidak ada jaringan air, sungai, listrik, klinik, dan juga tidak ada jalan-jalan dan sekolah-sekolah serta tidak ada lembaga-lembaga atau institusi lainnya. Padahal terdapat sekitar 1000 pelajar di berbagai jenjang pendidikan, belajar di sejumlah sekolah di berbagai wilayah sekitar Sawawin.
Seorang warga Sawawin, Sulaiman Nabari, mengatakan, “Anda harus gigih menjaga diri agar tidak terluka atau mengalami kecelakaan apapun ketika di Sawawin. Tim penyelamat atau ambulan tidak akan menolong Anda dengan masuk ke Sawawin. Karena Anda bukan Yahudi, tidak mungkin mereka mengirim helikopter untuk Anda.”
Kesulitan yang paling kentara dialami warga Sawawin adalah minimnya persediaan air. Untuk kebutuhan sehari-hari warga harus menempuh jarak 1,5 kilometer demi mendapatkan air atau mereka harus membeli air dengan harga yang mahal. []
SUMBER: PIC