PENSIUN jadi pemulung, Yati, 40, kini memutuskan menjadi petani sayuran di trase Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur. Dalam menjalani kehidupannya Yati tinggal di bawah jembatan yang beralaskan plastik dan beratapkan besi beton di jembatan Jalan Kolonel Sugiono.
Meski Yati tinggal di kamar kolong jembatan, ia rajin membersihkan dan merapikannya. Apalagi Yati sadar bahwa tempat itu satu-satunya tempat untuk melepas lelah selama seharian penuh.
Yati pernah bercerita suatu hari saat ingin melaksanakan shalat, ia mendapati tempat tinggalnya menjadi tempat buang hajat orang yang melintas di Jalan Kolonel Sugiono.
Padahal, Yati sudah menjaganya agar tetap bersih namun masih ada saja orang yang berbuat semaunya.
“Saya teriakin aja ‘Emang enggak lihat ada yang lagi salat disini? Kualat loh sama orang tua’. Kadang juga ada pemuda yang mabok gitu, buang botol kesini. Tapi ya gimana lagi, kita juga numpang,” ungkap Yati.
Meski hidup serba terbatas, Yati mengaku tetap bersyukur. Asal bisa makan dan berbuat baik kepada orang lain, hal itu sudah membuat hatinya senang.
Yati dan Herman, suaminya, tak lagi membutuhkan uang berlimpah, mereka hanya ingin menikmati masa tua dengan tenang.
“Yang penting mah bisa makan sehari-hari sudah cukup. Anak juga sudah menikah, saya enggak pernah minta tapi kalau ada rezeki ya kasih anak,” tutupnya. []
SUMBER: SUARA