ABU Bakar Ash-Shiddiq adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimy. Nasab beliau bertemu dengan nasabnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada kakek keenam yaitu Murrah bin Ka’ab.
Bapak beliau, Utsman bin Amir, akrab dipanggil Abu Quhafah. Ibu beliau adalah Ummul Khair yaitu Salma binti Shohr bin Amir. Berarti sang ibu adalah putri pamannya (sepupu) bapak. Beliau dilahirkan dua tahun enam bulan setelah Tahun Gajah.
Di masa jahiliyah Abu Bakar Ash-Shiddiq dikenal sebagai seorang yang jujur, berakhlak mulia, dan mahir dalam berdagang. Hal ini diketahui oleh semua masyarakat Quraisy sehingga beliau sering didatangi para pemuda Quraisy untuk diminta keterangan tentang ilmu pengetahuan, strategi berdagang, dan sopan santunnya.
BACA JUGA: 19 Mutiara Nasihat Abu Bakar Ash-Shiddiq
Selain itu, beliau juga termasuk salah satu dari ahli nasab Quraisy hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang Quraisy yang paling mengetahui tentang nasab mereka.” (HR. Muslim)
Bahkan Abu Bakar tidak pernah meminum Khamer di masa jahiliah sekalipun. Tatkala beliau ditanya, beliau menjawab, “Aku adalah orang yang menjaga kehormatan dan menjaga muru’ah (wibawa), siapa yang meminum Khamer maka berarti dia telah melalaikan kehormatan dan muru’ahnya.” (Lihat Tarikh Al-Khaulafa, 49)
Ketika cahaya Islam menerangi bumi Makkah dibawa oleh seorang Al-Amin (yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), maka Abu Bakar radiyallahu ‘anhu menyambut baik hidayah Islam, bahkan beliau adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan kaum laki-laki yang merdeka.
Setelah mengikrarkan keislamannya, Abu Bakar Ash-Shiddiq radiyallahu ‘anhu mengajak sahabat-sahabatnya untuk masuk Islam, sehingga dengan sebab dakwahnya banyak para pemuda Makkah yang menyatakan keislamannya. Beliau pun banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan beliau pernah menginfakkan seluruh hartanya hingga sahabat Umar tidak dapat mengalahkannya dalam berinfak.
Kedermawanan Ash-Shiddiq
Abu Dawud dan Tirmizi meriwayatkan dari Umar bin Khattab, dia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu saya sedang memiliki harta”, lalu saya katakan; “Hari ini saya akan mengalahkan Abu Bakar ”. Saya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menginfakkan separuh dari harta milik saya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada saya, “Lalu apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?”. Saya katakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa saya meninggalkan seperti apa yang saya infakkan.
Kemudian Abu Bakar datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menanyakan kepadanya, “Lalu apa yang kamu sisakan untuk keluargamu ?”. Saya menyisakan untuk mereka Allah dan Rasulullah”. Saya berkata setelah itu bahwa saya tidak mungkin dapat mengalahkannya dalam segala hal, untuk selamanya. (Imam Tirmidzi berkata: “Hadits ini Hasan Shahih).
Abu Nu’aim meriwayatkan dalam Al-Hilyah dari Hassan Al-Bashri, bahwa Abu Bakar menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menginfakkan hartanya secara sembunyi-sembunyi. Dia berkata : “Wahai Rasulullah, inilah infakku dan pahalanya tergantung pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian Umar datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan infaknya namun dia tidak menyembunyikannya. Dia berkata : “Wahai Rasulullah, inilah infakku, dan pahalanya untukku di sisi Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Jarak antara infak yang kalian berdua lakukan adalah laksana dua kalimat yang kalian ucapkan”.
Selain itu, Abu Bakar radiyallahu ‘anhu memerdekakan para budak dan tidak mengharapkan dari hal itu semua kecuali wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Aisyah radiyallahu ‘anha bercerita, “Abu Bakar pernah memerdekakan tujuh budak yang telah disiksa di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, di antara mereka adalah Bilal dan Amir bin Fuhairah.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 3/321)
BACA JUGA: Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Wanita Tua dalam Gubuk
Imam Tirmizi meriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak seorangpun yang memberi bantuan kepada kami kecuali telah kami beri balasan yang sesuai dengan apa yang mereka berikan, kecuali Abu Bakar. Karena dia memiliki bantuan yang hanya di balas oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat dan tidak ada yang memberikan hartanya melebihi apa yang di berikan oleh Abu Bakar”.
Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu berkata, ‘bersabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Tidak boleh seseorang menginginkan hak orang lain, kecuali dua macam : – Seseorang yang diberi kekayaan harta oleh Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu digunakannya semata-mata untuk memperjuangkan kebenaran, – Seseorang yang diberi ilmu oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu digunakan dan diajarkan kepada manusia”. (HR. Bukhari & Muslim). []
SUMBER: WAHDAH INSPIRASI ZAKAT