MYANMAR–Ribuan orang telah menandatangani petisi online yang meminta komite Nobel untuk mencabut hadiah perdamaian Aung San Suu Kyi terkait perlakuan pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya.
Pada hari Kamis (7/9/2017) Petisi Change.org telah mengumpulkan lebih dari 365.000 tanda tangan, hal ini mencerminkan kemarahan masyarakat dunia atas terjadinya pembantaian besar-besaran di negara bagian Rakhine oleh pasukan Myanmar.
“Penguasa de facto Myanmar Aung San Suu Kyi sama sekali tidak melakukan apapun untuk menghentikan kejahatan ini terhadap kemanusiaan di negaranya,” kata petisi tersebut seperti dilansir Daily Mail
Seperti diketahui, Suu Kyi dianugerahi hadiah tersebut pada tahun 1991. Namun saat ini Suu Kyi tengah menghadapi kecaman Internasional atas terjadinya kekerasan terhadap Muslim rohingya di negara bagian Rakhine di Myanmar.
PBB mengatakan pada hari Kamis bahwa sekitar 164.000 pengungsi Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh dalam dua minggu terakhir, yang berarti lebih dari seperempat juta orang telah melarikan diri sejak pertempuran pecah pada bulan Oktober.
Di Oslo, Olav Njolstad, ketua Institut Nobel, mengatakan tidak mungkin untuk mencabut seorang pemenang Nobel penghargaan setelah diberikan.
“Baik pemberian Alfred Nobel maupun undang-undang Yayasan Nobel memberikan kemungkinan bahwa Hadiah Nobel – baik untuk fisika, kimia, kedokteran, sastra atau perdamaian – dapat dicabut,” tutup Olav. [Erna]