JAKARTA—Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia melakukan penglepasan puluhan da’i dan da’iyah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir untuk diterjunkan ke pelosok negeri di bulan Ramadhan 1439 H.
Sekretaris Umum Dewan Da’wah Ustaz Avid Sholihin menuturkan, tantangan teritorial dakwah ke depan sangat kompleks. Terlebih, Indonesia terdiri dari 17.000 pulau dengan 34 provinsi memiliki daerah terluar, terisolir, termaginalkan, dan pedalaman. Sehingga, memerlukan pembinaan intensif dari para da’i.
“Kerawanan pendangkalan aqidah (pemurtadan) tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga daerah pedalaman dan terasing. Karena itu, sejak awal didirikan, Dewan Da’wah mengambil porsi perjuangan untuk dakwah di wilayah terpencil,” ujar Avid di Gedung Menara Da’wah, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018) kemarin.
Hal itu selaras dengan fungsi Dewan Da’wah yaitu mengawal aqidah, menegakkan syariah, menguatkan ukhuwah, mendukung solidaritas, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami berharap para da’i dapat melakukan fungsi Dewan Da’wah. Nah, menegakkan syariat bukan hanya potong tangan dan hukum cambuk. Tetapi syariah adalah tata cara kehidupan yang diatur oleh Allah Swt dan dicontohkan oleh Rasulullah dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi,” jelasnya.
Selain itu, kata Avid, da’i Dewan Da’wah juga harus mampu merekatkan pluralitas masyarakat.
“Yang namanya perbedaan itu masih bisa di kompromikan, tetapi kalau sudah penyimpangan, nah itu yang tidak dapat di toleransi,” ungkap dia. []
Reporter: Rhio