Oleh: Wildan Ainurrafiq Mulyana
Mahasiswa Teknlogi Pangan UNS
(Walada.wil@gmail.com)
SUDAH banyak orang yang membuktikan seberapa besarnya keajaiban dari sedekah. Betapa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula rizki yang akan dating kepada kita.
Semakin baik apa yang kita berikan, maka semakin baik pula apa yang akan kita dapatkan. Karena harta yang kekal adalah harta yang disedekahkan dan akan menjadi tabungan untuk kehidupan di akhirat kelak.
BACA JUGA: Ingin kaya? Bersedekahlah dengan Apa yang Kita Mampu
Sedekah bukan hanya tentang bagaimana kita bisa memberi sebaik mungkin atau sebanyak mungkin. Tapi juga bagaimana kita bisa ikhlas dan bisa melepaskan apa-apa yang kita keluakan di jalan Allah.
Sedekah bukan hanya bagaimana kita bisa rutin mengisi kotak-kotak infaq di masjid pada hari Jum’at. Tapi bagaimana kita bisa rutin untuk terus berbagi dan tidak pelit untuk menyisihkan rizki untuk memberi.
Sedekah merupakan bukti rasa syukur seseorang atas segala rizki yang telah dilimpahkan kepadanya, sehingga ia sadar bahwa hartanya bukan miliknya saja. Sedekah merupakan tanda kita merasa dicukupkan rizkinya, sebab ketika selalu merasa kurang, akan sulit sekali mengeluarkan barang sedikitpun.
Sedekah menjadi pertanda seseorang merasa semuanya hanya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Karena ketika kelak di yaumul hisab akan sangat menyesal bagi orang-orang yang tidak banyak menabung untuk akhiratnya.
Sebagai contoh sedekahnya seorang Sya’ban r.a. yang ketika meninggal meneriakkan tiga kalimat. “Andaikan lebih jauh,” “andaikan baru,” dan “andaikan semuanya.” Di hari beliau meninggal, Rasulullah heran karena Sya’ban yang biasa sudah datang di masjid sejak sebelum masuk waktu sholat, belum tiba juga hingga sholat subuh hendak dilaksanakan.
Setelah sholat selesai, Rasul bersama jemaah yang lain mengunjungi Sya’ban di rumahnya. Sesampainya di rumah Sya’ban waktu sudah menunjukkan waktu dhuha. Berarti perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam untuk sampai di rumah Sya’ban dari masjid dengan berjalan kaki.
Sesampainya di rumah, Rasul menanyakan keberadaan Sya’ban. Kemudian istri Sya’ban memberitakan bahwa Sya’ban telah meninggal tadi pagi. Lalu istri Sya’ban menanyakan kepada Rasul perihal sesuatu yang terjadi saat Sya’ban hendak sakaratul maut, yaitu Sya’ban meneriakan tiga kalimat yang istrinya tidak paham sama sekali.
Rasulullah pun menceritakan bahwa ketika hendak meninggal, seseorang akan diperlihatkan amalnya serta imbalannya. Sya’ban diperlihatkan ketika beliau setiap hari berjalan menuju masjid yang menempuh waktu selama tiga jam lalu Allah perlihatkan imbalan syurga untuknya.
Lalu Sya’ban berteriak “andaikan lebih jauh.” Di lain waktu, diperlihatkan ketika Sya’ban hendak pergi menuju masjid di musim dingin. Beliau mengenakan dua pakaian berupa pakaian bagus untuk sholat di dalam dan pakaian kurang bagus berada di luar untuk menghalangi dingin dan debu.
Di tengah perjalanan, Sya’ban bertemu seseorang yang tidak memiliki pakaian dan berada di tengah musim dingin. Ia langsung memberikan baju luarnya dan mengajak seseorang tersebut sholat berjemaah di masjid. Pada malam itu, Sya’ban berhasil menyelamatkan seseorang dari mati kedinginan. Namun ketika diperlihatkan imbalannya, Sya’ban berteriak “andaikan yang baru.”
BACA JUGA: Bolehkah Sedekah saat Masih Punya Utang?
Di kesempatan lain, Sya’ban sedang sarapan roti yang dicelupkan susu. Saat Sya’ban hendak memulai sarapan, datang seorang pengemis yang meminta roti kepada Sya’ban. Tanpa ragu Sya’ban membelah roti menjadi dua bagian yang sama rata dan menuangkan susunya ke gelas lainnya dengan banyak yang sama. Mereka pun sarapan bersama. Pada saat itu Sya’ban berteriak “ andaikan semuanya.”
Sya’ban bukan lagi menyesal karena tidak bersedekah banyak selama hidupnya, namun menyesal tidak mendapatkan lebih baik padahal kesempatan terbuka lebar. Karena beliau tahu betapa besar balasan yang diperoleh padahal hanya memberikan sepotong roti dan setengah gelas susu.
Karena ajaibnya sedekah, mampu menambah rizki sesuai dengan janji Allah SWT. Sedekah mampu membahagiakan diri karena mampu membahagiakan orang lain. Sedekah mampu menjadi penunjuk jalan menuju syurga-Nya. []