HARTA seringkali menyilaukan manusia dan membuatnya terlalu mencintai kehidupan duniawi sehingga ia disibukkan olehnya. Padahal dalam hidup yang singkat ini, ada tugas dari Allah SWT yang manusia harus emban yaitu untuk mengumpulkan pahala dengan cara beribadah dan berbuat kebaikan.
Memang dalam perjalanannya, harta sedikit banyak dibutuhkan dalam menunjang kebutuhan beribadah manusia, namun meski demikian haruslah kita pandai bersikap dan mengatur sejauh mana harta itu kita cari.
Carilah harta dalam takaran yang pas dan sekiranya dapat mencukupi kebutuhan kita. Dan aturlah sedemikian rupa agar waktu kita mengumpulkan harta tidak berbentrokkan dengan waktu ibadah, apalagi jika sampai ikhtiar kita mencari harta membuat kita melupakan ibadah. Na’uzubillah.
BACA JUGA: Nabi Khawatir Umatnya Binasa karena Harta dan Kemewahan
Dan mengenai harta, sesungguhnya pada zaman Rasulullah SAW, bertahun-tahun kaum muslimin hidup bersama Rasulullah SAW dalam kondisi sulit dan prihatin tanpa memiliki harta yang cukup. Bahkan, sampai berbulan-bulan tidak pernah terlihat api menyala di rumah Rasulullah SAW. Makanan dan minuman beliau pun hanya berupa air dan kurma.
Rasulullah SAW sudah mewartakan kepada para sahabat, bahwa keadaan akan berubah, dan salah satu tanda kiamat adalah melimpahnya ruah harta sampai-sampai seseorang berkeliling selama satu bulan membawa zakat hartanya, namun tidak mendapatkan seorang pun yang menerimanya, karena semua orang sudah berkecukupan.
Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat belum akan terjadi sampai kalian memiliki banyak harta, bahkan sampai melimpah. Sehingga, pemilik harta harus mencari-cari siapa yang harus menerima zakat hartanya, dan ketika seseorang dipanggil untuk diberi zakatnya, orang itu akan menjawab, ‘Aku tidak membutuhkannya’,”(HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Akan tiba satu zaman yang ketika itu seseorang berkeliling untuk membagikan zakat emasnya, namun ia tidak mendapatkan seorang pun yang mau menerimanya,” (HR. Muslim).
Para ulama berbeda pendapat, apakah tanda ini sudah terjadi ataukah belum terjadi? Ada pendapat yang mengatakan, bahwa tanda ini sudah terjadi pada zaman sahabat, sebab penaklukkan-penaklukkan wilayah dan perolehan harta rampasan perang dari bangsa Persia dan Romawi.
Setelah itu, pada masa pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz harta pun melimpah ruah. Ketika itu, seseorang menawarkan zakatnya, namun tidak ada seorang pun yang mau menerimanya. Sampai-sampai, ketika ia menawarkan zakatnya kepada orang yang tampak membutuhkan, orang itu malah berkata, “Aku tidak membutuhkannya.”
BACA JUGA: Kepastian Nabi Isa Turun di Akhir Zaman dalam Alquran dan Hadits
Ada pula yang berpendapat, bahwa tanda ini akan terjadi pada akhir zaman. Sebab, Rasulullah SAW sudah memberi isyarat bahwa harta akan melimpah pada zaman Imam Mahdi yang akan menabur harta. Maksudnya, Imam Mahdi nanti akan meraup emas dan perak lalu memberikannya kepada orang-orang tanpa menghitung jumlahnya karena begitu banyaknya harta ketika itu. Pada zaman itu pula, bumi mengeluarkan keberkahan yang akan dinikmati oleh seluruh manusia karena sangat banyak. Sampai-sampai, bumi nanti akan mengeluarkan piringan-piringan emas dan perak dari dalam perutnya.
Sa’id al-Jurairi meriwaytakan dari Abu Nadhrah yang menuturkan, bahwa ia sedang duduk-duduk bersama Jabir RA Jabir lalu berkata, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Di akhir kehidupan umatku akan muncul seorang khalifah yang akan menabur-naburkan harta, tanpa menghitung jumlahnya.” Said al-Jurairi pun bertanya kepada Abu Nadhrah dan Abul’Ala’, “Menurut kalian apakah khalifah itu adalah Umar ibn Abdul Aziz?” keduanya menjawab, “Bukan,” (HR. Muslim).
[]
Sumber: Kimat Sudah Dekat?/Dr. Muhammad al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press/2011