“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya,” (HR. at-Tirmidzi ).
KETIKA suatu kali Rasulullah bertanya kepada para sahabat siapa yang melakukan shalat malam, maka orang yang pertama menjawab adalah Abu Bakar, “Aku ya, Rasulullah.” Ketika Rasul kembali bertanya siapa hari itu yang sudah bersedekah, Abu Bakar juga paling duluan menjawab, “Aku ya, Rasul.” Begitu seterusnya, hingga Umar bin Khattab sempat berujar, “Bagaimanapun, aku tak pernah bisa menyamai Abu Bakar dalam hal ketaqwaaan dan ibadah kepada Allah SWT.”
Jawaban Abu Bakar sama sekali bukanlah bentuk dari ujub atau sombong. Pun Umar bukan sebuah sikap frustrasi, melainkan yang satu berlomba-lomba dalam kebaikan, yang satu membutuhkan keteladanan.
BACA JUGA: Karena Jomblo Tidak Butuh Banyak Motivasi, Tapi Calon
Dan antara Abu Bakar dan Umar di atas, lebih dalam, adalah kondisi yang menunjukkan bahwa keduanya adalah orang-orang kaya. Secara fisik. Secara material. Bagaimana bisa Abu Bakar menunaikan sedekah dibandingkan sahabat lain jika ia tidak memenuhi kebutuhannya sendiri dan keluarganya?
Jadi kaya bukanlah tujuan, tapi merupakan tahapan untuk bisa berbuat banyak kebaikan. Tapi kita sendiri sering terjebak di antara kebutuhan dan keinginan. Kita sering terjebak oleh banyak keinginan. Kalau kita lihat satu persatu kekayaan yang kita miliki, mungkin kita akan bingung memilah mana keinginan dan mana kebutuhan.
Dalam lima perkara yang akan ditanya, harta ditanya dua kali. Darimana kita mendapatkan, dan untuk apa dibelanjakan? Betapa harta menjadi perhatian serius dalam hal ini. Tapi hal ini tidaklah membuat kita surut untuk menjadi kaya, sebab Allah SWT memerintahkan kita untuk berjuang dengannya.
“Berjuanglah kalian dengan harta dan jiwa di jalan Allah SWT,” (At-Taubah : 41).
Semua akan bicara, tangan kaki, mata, telinga, hidung dan seluruh anggota tubuh kita. Bersaksi dan bercerita tentang hidup yang telah kita gunakan.
Kita harus kaya supaya kita bisa banyak berjuang dengan harta kita. Sebab kekayaan Rasulullah dan para sahabatnyapun diperuntukan untuk berjuang di jalan Allah SWT. []