MADU adalah makanan pembangkit kaya manfaat sekaligus pembunuh bakteri. Dalam Alquran ada sebuah surat yang dinamai ‘An Nahl” artinya lebah. Beberapa ayat dalam surat ini menyebut:
“Dan Rabbmu mengilhamkan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.’ (QS. 16:68) Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An Nahl: 68-69)
Lebah dan beberapa serangga terkait, menghasilkan madu. Mereka membuatnya dari sekresi manis dari tanaman yang disebut nektar bunga, atau serangga lainnya (kutu madu). Proses produksi ini mengandung beberapa langkah; regurgitasi, aktivitas enzimatik, dan penguapan air.
BACA JUGA:Â Madu dan Kesehatan Umat Manusia
Faktanya, madu mendapatkan rasa manisnya dari fruktosa dan glukosa monosakarida. Ini memiliki rasa manis yang relatif sama dengan gula pasir. Selain itu, ia menyediakan 64 kalori dalam satu porsi satu sendok makan (15 ml) setara dengan 1272 kJ per 100 g.
Makanan manis ini memiliki sifat kimia yang menarik untuk dipanggang dan rasa yang khas saat digunakan sebagai pemanis.
Uniknya, Madu yang manis ini bisa membunuh bakteri. Kebanyakan mikroorganisme, termasuk bakteri, tidak bisa hidup di dalam madu.
Seperti diketahui, sekitar 17 persen komposisi madu terdiri atas air, sisanya sebagian besar adalah gula fruktosa dan glukosa. Oleh karena itu seperti kebanyakan gula umumnya madu bersifat sangat lengket dan menarik air.
“Jadi berbicara secara kimia madu itu ‘putus asa’ ingin menyerap air. Sementara itu air dapat menembus membran sel berpindah dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah. Nah pada bakteri tubuhnya memiliki lebih tinggi konsentrasi air daripada madu,” papar Hank Green seperti dikutip dari Scishow.
BACA JUGA:Â Madu, Sang Raja Obat
“Artinya madu akan menghisap habis seluruh kandungan air pada bakteri atau fungus yang berusaha menginfeksi. Tanpa air yang cukup mereka tidak bisa hidup,” lanjut Hank.
Selain itu, lebah sebagai hewan penghsil madu, mencampurkan senyawa bernama glukosa oksidase saat membuatnya. Senyawa ini membuat madu bersifat asam sehingga mampu merusak dinding sel bakteri.
“Terakhir lebah juga memasukkan antibotik alami bernama bee defensin-1 ke dalam madu. Sesuai namanya protein ini berfungsi melindungi lebah dari bakteri karena merupakan bagian dari sistem imun mereka,” pungkas Hank.
Demikian lah, madu yang tersegel, tidak akan rusak, bahkan setelah ribuan tahun. []
SUMBER: ABOUT ISLAM | SCISHOW