MUNGKIN sudah banyak yang tahu lagu “Di Pondok Kecil”. Tapi tahukah Anda bahwa lagu “Di Pondok Kecil” diciptakan oleh seorang ulama dari Patani Darus Salam (Patani) ratusan tahun yang lalu?
Patani Darussalam adalah sebuah kerajaan Islam yang kaya. Mereka memiliki ikan laut yang banyak, pohon karet dan juga minyak yang berada di laut. Karena kekayaan itulah Patani dijajah oleh Siam dari Thailand Utara. Setelah Patani diserang, Sultan Patani dan rakyat dibawa ke Bangkok. Masyarakat di Patani yang seharusnya makmur dan kaya berubah menjadi miskin dan dizalimi. Semakin hari semakin tertindas.
Sebab itu ulama pondok di Patani membuat ikrar. Jika ikrar jihad dibuat di tempat umum, dikhawatirkan akan terjadi penindasan lagi. Akhirnya ulama pondok di Patani membuat ikrar di Pantai Selatan yaitu sekarang Narathiwat.
Ketika ikrar untuk berjuang telah dibuat, ikrar tersebut tak dapat diumumkan begitu saja. Akhirnya ulama tersebut menciptakan sebuah lagu dan lagu tersebut adalah “Di Pondok Kecil”.
Inilah lirik lagu “Di Pondok Kecil”:
“Di pondok kecil di pantai ombak
Berbuih putih beralun-alun
Disuatu hari ayah berkata
Jaga adik mu ayahkan pergi jauh
Ku pandang wajah ayah dahinya ku cium
Air mata mengalir hatiku pilu
Diam-diamlah sayang jangan menangis
Doakan ayah semoga diterima
Diam adik ku sayang jangan menangis
Andai ayah gugur doakan dia syahid
Selamat berjuangan ayah tercinta
Kau pergi dulu ayah ke medan juang
Ku iringi doa moga berjaya
Beroleh kemenangan demi agama Islam
Wahai abang ku kemana
Ayah ku sayang ayah ku cinta ayah
Duhai adik ku sayang jangan bersedih
Ayah mu pergi menyambut seruan Ilahi
Tapi ingatlah adik ku pesanan ayah
Berjuangan dan berkorban walau dimana jua
Pada Mu Tuhan aku bermohon
Dosa ayah ku minta diampunkan
Berilah rahmat bantulah dia
Untuk menegakkan agama Islam”
Itulah sejarah lagu Di Pondok Kecil, lagu yang syahdu, lagu yang berlandaskan jihad fisabilillah. Seperti lirik lagu di atas kita harus berjuang dan berkorban walau dimana jua. []