Oleh: N. Vera Khairunnisa
HARI ini, di saat banyak dari kalangan perempuan yang mulai menjaga mahkota paling bernilai dalam hidupnya. Dengan menutup auratnya, dengan menjaga pergaulannya. Ada sebagian perempuan lain, yang justru malah melelang keperawanannya.
Tidak sedikit perempuan Indonesia yang melamar ke Cinderella Escorts (CE), situs pelelangan keperawanan yang berpusat di Jerman. Jumlahnya mencapai sekitar 350 orang dengan usia antara 18 sampai 23 tahun. Seperti yang dikutip tribunnews.com hasil dari wawancara khusus dengan owner Cinderella Escorts, Jan Zakobielski.
Kabar ini tentu sangat memprihatinkan. Di mana Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Islam terbesar di dunia. Namun, perempuannya melelang keperawanan di dunia internasional. Mahkota yang semestinya dijaga, meski dengan mengorbankan jiwa dan harta, ini justru malah rela disimpan di pasar lelang keperawanan.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Secara fitrahnya, seorang perempuan ingin terpenuhi segala kebutuhannya, juga keinginan-keinginannya. Namun, semuanya hanya bisa menjadi mimpi tatkala terbentur dengan segala kebutuhan pokok yang harganya selalu naik. Alih-alih memenuhi keinginannya, memenuhi kebutuhan pun terasa sangat berat. Kesejahteraan bagi perempuan menjadi sesuatu yang langka.
Ditambah lagi dengan standar kebahagiaan dalam kapitalisme sekuler adalah materi. Maka memiliki wajah cantik adalah kewajiban. Punya rumah indah adalah impian. Punya kendaraan pribadi pun sangat diidam-idamkan. Tak peduli memiliki semuanya itu dengan cara apa.
Maka, keberadaan Cinderella Escorts menjadi angin segar bagi para perempuan di Indonesia khususnya. Betapa tidak, imbalan yang ditawarkan sangat menggiurkan. Masih dari sumber tribunnews.com, disebutkan bahwa belum lama ini, seorang perempuan Inggris, Jasmin (26) menjual keperawanannya dengan harga sekitar Rp 21 miliar kepada seorang aktor terkenal Hollywood.
Setali tiga uang dengan rakyatnya, seorang politisi terkenal dari Indonesia disebut menawar dengan harga tinggi keperawanan seorang gadis yang ditawarkan oleh Cinderella Escorts. Keduanya sama-sama ingin memuaskan nafsu. Rakyat inginkan harta. Penguasanya inginkan wanita.
Melelang keperawanan sama artinya dengan mengumumkan kesiapan untuk berzina. Sepertinya, materialisme sudah berhasil melahirkan generasi yang tak ada lagi rasa malu dan takut. Padahal sudah sangat jelas, bahwa zina adalah sesatu yang diharamkan Allah swt. dan termasuk dosa besar.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. [al-Isrâ/17:32]
Keberadaan negara, seharusnya menjaga kemuliaan perempuan. Dengan bertanggungjawab memberi kesejahteraan. Juga memberi pendidikan agar menjadi perempuan-perempuan berkepribadian Islam. Sebab di tangan mereka akan lahir generasi penerus. Kalau perempuannya tukang lelang keperawanan, maka akan jadi apa generasi keturunannya? []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.