JEPANG–Masyarakat Indonesia pada umumnya menjual besi-besi bekas yang sudah karatan. Tapi hal itu ternyata tidak berlaku di Jepang. Bayangkan, sebanyak 10 kereta cepat di Jepang seharga triliunan rupiah, kini dijadikan besi cacahan usai terendam banjir Topan Hagibis Oktober silam.
Beberapa komponen dari kereta-kereta yang harganya antara US$110-135 juta (Rp1,5 triliun-Rp1,9 triliun) masih bisa digunakan, namun secara keseluruhan nilainya telah hilang. Dan kini kereta api Hokuriku-Shinkansen diparkir di sebuah lapangan di kota Nagano.
BACA JUGA: Topan Ganas ‘Hagibis’ Bakal Hantam Jepang, Ini Faktanya
Topan Hagibis telah melanda Jepang dengan kecepatan angin mencapai 225 km/jam pada 12-13 Oktober, menewaskan sekitar 90 orang dan membuat ribuan orang mengungsi. Tercatat Topan Hagibis adalah badai terburuk di Jepang dalam beberapa dekade.
Foto-foto kereta yang terbengkalai terendam banjir, menjadi simbol besarnya kerusakan yang diakibatkan badai itu.
Masing-masing kereta memiliki 12 rangkaian. Sebelum badai menerjang, sehari-hari kereta tersebut menempuh perjalanan di jalur Hokuriku-Shinkansen yang menghubungkan Tokyo dengan Kanazawa di pantai barat.
Presiden Perusahaan Kereta Api Jepang Timur, Yuji Fukasawa, mengatakan bahwa banjir telah merusak banyak komponen utama kereta, termasuk mesin penggerak dan sistem pengereman.
BACA JUGA: Viral Langit Jepang Berwarna Pink Sebelum Diterjang Topan
Dalam konferensi pers yang digelar hari Rabu (6/11/2019) dia menyebut “Dalam hal stabilitas dan keamanan sudah tepat untuk menjadikan kereta itu sebagai rongsokan besi dan menggantinya dengan kereta baru.”
Delapan kereta yang terendam banjir adalah milik perusahaannya. Dua lainnya, yang dimiliki oleh Perusahaan Kereta Api Jepang Barat, juga akan dijadikan besi cacah.
“Kami bertujuan untuk mengembalikan layanan 100% pada akhir tahun bisnis saat ini (pada Maret 2020),” kata Fukasawa.
Saat ini, layanan baru beroperasi sekitar 80%. []
SUMBER: BBC