LONDON—Buku anak Islam dengan konten pembentukan karakter dan nilai-nilai universal diminati sejumlah negara di ajang pameran buku London Book Fair (LBF) 2018. Ketua Harian Komite Pelaksana Indonesia di London Book Fair Laura Bangun Prinsloo mengatakan, Indonesia punya daya saing kuat dalam kategori buku anak Islami.
“Untuk buku anak dengan konten Islami, Indonesia punya daya saing yang kuat,” kata Laura, Selasa (17/4/2018).
Laura mengungkapkan, buku anak ini merupakan yang terbanyak dari 14 judul buku Indonesia yang hak ciptanya terjual di LBF 2018. Negara-negara yang membeli atau tertarik membeli hak cipta buku ini antara lain adalah Prancis, Inggris, dan Turki.
Kekuatan buku anak Indonesia, kata Laura, antara lain ada pada kualitas ilustrasi, penulisan cerita maupun tema yang diangkat.
“Selain buku anak Islami, yang juga diminati adalah buku-buku sastra Indonesia dan buku fiksi untuk remaja,” kata Laura.
Cina tercatat sebagai negara dengan pembelian hak cipta terbanyak, yaitu 10 judul, disusul Prancis dengan dua judul dan Inggris serta Amerika Serikat yang masing-masing membeli satu judul.
Di luar hak cipta 14 judul buku yang sudah pasti terjual, tercatat ada 134 judul yang juga diminati sejumlah negara. Peminat terbesar adalah Inggris dengan 63 judul dan satu seri. Negara-negara lain yang juga berminat di antaranya adalah Norwegia, Italia, Korea Selatan, Pakistan, dan Turki.
Laura menjelaskan sejumlah negara ini sudah meminta file buku dalam bentuk PDF untuk dipelajari.
“Ini memang memerlukan waktu. Mereka perlu waktu untuk mempelajari konten buku dan setelah itu mereka akan membahas harga jual, berapa jumlah buku yang akan dicetak, dan juga biaya promosi,” katanya.
Prosesnya memakan waktu antara tiga bulan hingga satu tahun dengan tingkat konversi sekitar 30% berdasarkan pengalaman dalam empat tahun terakhir. Dengan tingkat seperti itu, jika misalnya ada 100 judul buku yang diminati, yang benar-benar akan dibeli hak ciptanya sekitar 30 judul buku.
Laura mengatakan penjualan hak cipta buku Indonesia di LBF tahun ini meningkat pesat jika dibandingkan tahun 2017.
“(Tahun lalu) dua judul terjual pada saat pameran, diikuti 19 judul setelah pameran, dan yang diminati pada saat pameran adalah 37 judul,” kata Laura.
Rencananya, Indonesia menargetkan 50 judul hal cipta terjemahan.
“Tahun depan, kami berencana untuk membawa 30 penerbit dan agen hak cipta untuk ikut dalam pameran buku dengan target 50 judul hak cipta terjemahan terjual,” ujarnya.
Di ajang Pameran Buku London 2018, Indonesia membawa 300 judul buku. Untuk pameran tahun depan Indonesia akan menjadi market focus country.
Dalam tataran praktis, dengan menjadi market focus country, LBF, lembaga British Council, dan asosiasi penerbit Inggris akan membantu Indonesia mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, kata Laura.
Nantinya akan ada kegiatan-kegiatan khusus, baik yang bersifat profesional maupun kultural, untuk mempromosikan buku dan penulis Indonesia yang mendapatkan dukungan sepenuhnya dari LBF, British Council dan juga asosiasi penerbit buku di Inggris.
Bersama dengan pihak British Council, disiapkan beberapa program, di antaranya residensi penulis Indonesia ke Inggris, kunjungan para penulis dan media Inggris ke Indonesia, dan mendatangkan enam penerbit dari Inggris ke Jakarta dan Makassar pada awal Mei nanti.
Untuk pameran tahun depan, program yang sudah dipastikan di antaranya seminar di Oxford University, kerja sama kegiatan sastra dan budaya dengan komunitas Islam di Birmingham, pemutaran film-film Indonesia di London Books and Screen Week, dan kerja sama antara ilustrator Indonesia dan penulis Inggris. []
SUMBER: BBC