UKAZ merupakan pasar yang paling terkenal di jazirah Arab. Nama tersebut diambil dari apa yang dikerjakan orang Arab di tempat tersebut, mereka memamerkan prestasi dan nenek moyang mereka, unjuk kekuatan, kedermawanan, dan kepandaian melobi serta adu argumentasi. Semua aktivitas tersebut adalah makna dari Ukaz. Ia merupakan tempat orang-orang Arab berbangga-bangga dengan apa yang mereka miliki. Saat Islam tersebar, kebiasaan berbangga di Ukaz ini pun mulai hilang.
Ketika bulan Dzulhijjah tiba, seorang anak muda tampak hadir di tengah kerumunan. Tubuhnya kekar. Tingginya melebihi semua orang yang ada di tempat tersebut sehingga sangat mudah dilihat. Kulitnya putih kemerah-merahan. Dengan serius, ia menyimak puisi yang sedang dibacakan. Rona kekaguman terpancar dari wajahnya. Kepalanya sebentar-sebentar dianggukan ketika bait-bait syair masuk ke telinganya. Dialah ‘Umar bin Khaththab.
BACA JUGA: Umar Mengaku Salah di Depan Seorang Perempuan
Selama masa jahiliahnya Umar memang senang mendengarkan syair, berkuda, adu gulat, bahkan Umar pun senang meminum khamr.
Dan kebiasaan Ini berlangsung di pasar Ukaz. Pasar Ukaz merupakan pasar yang senantiasa ramai. Orang-orang Arab dari berbagai penjuru datang berbondong-bondong menuntun unta mereka untuk menggelar barang dagangan mereka. Berbagai acara hiburan tersaji di pasar Ukaz . Mulai dari pembacaan puisi oleh para penyair hingga adanya gulat.
Usai menyimak syair yang dilantunkan, ‘Umar menuju samping pasar Ukaz, tempat digelarnya adu gulat. Pemuda-pemuda yang berbadan tegap tengah berkerumun. Ketika orang-orang melihat Umar datang, cepat-cepat mereka memberi jalan. Mereka yakin kedatangan Umar ini bukan untuk menonton saja, tetapi hendak bergulat.
BACA JUGA: Sikap Kaum Musyrikin ketika Umar Masuk Islam
Dugaan mereka benar. Umar memang hendak bergulat. Saat Umar bergulat penonton semakin banyak, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka bersorak sorai mendukungnya karena yakin tak ada orang yang mampu mengalahkan Umar. Selain Umar mahir berkuda ia juga jago dalam bergulat. []
Sumber: DR. Ahmad Hatta MA., dkk. Januari 2015. The Golden Story of Umar bin Khaththab. Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka.