KETERBATASAN bukan berarti menyerah pada keadaan. Dalam kondisi sesulit apapun pasti akan menemukan solusi, asalkan kita mau berusaha. Contohnya seperti Madrasah Tsanawiah (MTs) Pakis Pesawahan yang letaknya di pinggir hutan di Dusun Pesawahan, Desa Pesawahan, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah.
Sekolah ini memberikan keringanan agar setiap anak bisa melanjutkan sekolah. mereka menyiasati pendaftaran ulang dengan hasil bumi, bukan uang! Pihak sekolah mengatakan bahwa mereka tidak mau membebani orang tua siswa dengan biaya sekolah yang tinggi.
BACA JUGA: KPAI Tolak Penghapusan Pendidikan Agama di Sekolah
Sekolah ini memang tidak megah dan baru dibuka beberapa tahun yang lalu. Namun, tak menyurutkan minat para siswa yang ada di sana untuk menuntut ilmu. Sekolah ini juga merupakan sekolah gratis terdekat yang bisa dicapai oleh anak-anak dari Dusun Karanggondang dan dan Dusun Pesawahan.
Tahun 2019 ini, sekolah yang baru berumur kurang lebih tujuh tahun ini tetap menjaring siswa dengan cara pendaftaran dengan hasil bumi. Setiap orangtua membawa pisang, talas, ketela untuk dibawa saat mendaftarkan si anak. Karena kebanyakan penduduk merupakan orang dengan ekonomi menengah ke bawah, maka mereka juga merasa senang.
“Iya bawa tales (talas) untuk daftar sekolah, kalau sekolah lain saya tidak mampu, makanya saya sekolahkan di sini yang jaraknya juga dekat. Kalau kesana (turun ke bawah) pakai transportasi, kalau bayar (masuk sekolah lain) saya tidak tahu. Tapi kalau di sini bayarnya cukup pakai hasil bumi, dan saya cuma bawa tales,” ungkap Pak Kasmin, salah satu wali siswa, melansir dari detik.com.
Hasil bumi yang terkumpul bukan untuk konsumsi guru, melainkan untuk dimasak dan makan bersama sebagai bukti kekeluargaan. Selama satu minggu pertama para siswa juga akan dikenalkan dengan kearifan lokal yang ada, seperti pertanian, peternakan, kehutanan, serta perikanan yang menunjang hidup mereka selama ini.
BACA JUGA: KPAI ungkap 5 Hal terkait Pentingnya Pendidikan Agama di Sekolah
Sekolah ini mungkin memang sedikit berbeda dari sekolah kebanyakan. Namun, bukan berarti anak-anak yang ada di sana tak sama layaknya siswa yang ada di kota. Setelah lulus mereka tetap bisa melanjutkan ke jenjang SMA atau SMK. Hanya saja, satu kelas memang hanya berjumlah belasan siswa. []
SUMBER: BOOMBASTIS | DETIK