Oleh: Abu Al Hasani
WAHAI anakku,
… Di saat tua aku bukanlah lagi diriku yang dulu.
Pahamilah diriku dan bersabarlah menghadapiku.
Di saat aku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatu.
Ingatlah bagaimana aku dulu mengajarimu, membimbingmu melakukannya.
Di saat aku mengulang-ulang ucapan-ucapan sama yang membosankanmu.
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotongku dengan kata-kata yang menyakitkan.
Ingatlah di masa kecilmu, bagaimana aku menceritakan berulang-ulang sebuah cerita, bahkan ribuan kali, untuk mengantarkan tidurmu sehingga engkau terbuai dalam mimpi.
Di saat aku, karena keterbatasanku membutuhkanmu mamandikanku.
Janganlah menyalahkanku, ingatlah di masa kecilmu bagaimana aku dengan cara-caraku membujukmu untuk mandi.
Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan, ulurkan tanganmu yang kuat untuk memapahku, seperti ketika kecilmu aku menuntun kakimu untuk belajar berjalan.
Di saat aku lupa pokok pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingatnya.
Pokok pembicaraan bukanlah hal terpenting bagiku, engkau berada di sisiku mendengar lebih penting dan membahagiakanku.
Disaat engkau melihat diriku semakin tua, janganlah bersedih. Maklumilah diriku dan dukunglah aku. Ingatlah engkau juga akan seperti diriku di kala usia senjamu.
Dulu aku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku. Berilah aku cinta kasih dan kesabaranmu.
Aku akan menerimanya dengan senyum penuh syukur.
Di dalam senyumku tertanam kasih sayang tak terhingga bagimu.
Wahai anakku… []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word.