DALAM beramal janganlah kita selalu berharap akan mendapatkan bayaran besar. Sering kali kita mendapatkan bayaran kecil untuk sebuah kegiatan, namun Allah ganti berlipat lipat di tempat lain.
Karenanya ada sebuah Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam menyemangati para dosen karena kampus belum mampu membayar dengan harga yang layak, dengan ungkapan “العمل هنا والأجر هناك“ di sini tempatnya beramal sedangkan bayarannya di tempat lain.
Sering kali kita mendapatkan tugas dalam sebuah event dan mendapatkan bayaran yang tidak pernah kita bayangkan, karena kerja-kerja ikhlas kita di tempat lain tanpa memperhitungkan berapa salarynya namun karena ingin tabarrukan atau mencari berkah.
BACA JUGA: Ikhtilat di Tempat Umum, Harus Bagaimana?
Teman saya Ust Abdul Mufid Setia Budi wakil direktur KMI Pondok Modern Al Mizan, bercerita tentang keberkahan menjadi seorang guru.
Keberkahan rizqi mengalil begitu dahsyatnya, sedangkan kalau ditanya berapa gajinya? ia bingung dan tidak bisa menjelaskan secara nominal.
Namun mengabdi di pesantren membuatnya bisa menyekolahkan adiknya, membantu orang tuanya, bahkan bisa membeli kendaraan baru.
Dosen-dosen saya ketika saya kuliah di UIN Jakarta dan IIQ, saya melihat dan menyaksikan bahwa gaji mereka pastinya tidak fantastis sebagaimana para direktur BUMN. Yang membuat mereka masih konsisten mengajar adalah karena ingin ngalap berkah, sehingga Allah turunkan jutaan nikmat di tempat lain.
Masya Allah bener banget ya. Beramalnya di sini dan dapetnya di sana.
Pondok Modern Gontor juga tidak memberikan gaji kepada para gurunya, melainkan hanya memberikan “Ihsan“ (yang jumlahnya secara nominal tidak seberapa) dan guru guru yang sudah senior kemudian berazam untuk mewakafkan diri. Maka pondok memenuhi fasilitas kehidupan mereka dari sandang hinnga papan bahkan istri.
Pengabdian mereka di pesantren membuat Allah memberkahi harta mereka, sehingga tidak sedikit diantara guru yang bisa memilki rumah, kendaraan bahkan usaha.
Karenanya carilah keberkahan dalam beramal dan jangan selalu berpusat pikiran kita dalam nominal. Apalagi jika kerja itu adalah kerja-kerja dakwah. Memang sering ngak ada duitnya, tapi berkahnya akan Anda dapatkan di tempat lain.
BACA JUGA: Ikhlas Oh Ikhlas
Tadi malam dalam sebuah rapat dengan Dr Agus Setiawan, beliau menjelaskan penafsiran surat Sajadah ayat 17 yang berbunyi “ Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka atas apa yang mereka kerjakan.
Maksud dari ayat di atas adalah bahwa amal amal kebaikan, keaktifan kita dalam dakwah bahkan hingga pulang larut malam, menghadiri pengajian pekananan itu semua akan berbuah. Bahwa Allah akan sehatkan anak-anak kita, rizqi menjadi berkah keluarga sakinah, anak-anak hafal al Quran dan kebaikan-kebaikan yang lain dimana kita tidak mengetahuinya secara pasti. kKejutan apa yang Allah berikan atas kerja-kerja mulia ini selama keikhlasan menjadi landasan tempat ia berpacu, untuk meraih keberkahanNya dari langit dan bumi. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari